Container Icon

Pudarnya Semua Harapan itu....


Cerpen
*******
Hujan membasahi tanah merah itu, 
Gundukan itu masih memerah dan telah membenamkan tubuh seseorang,
kuburan itu letaknya di pinggir desa, waktu akhirnya membawa pergi sesosok raga.
Diatas gundukan itu , di batu nisan. nama dan hari wafat Sumi tertulis disana....
di sana seorang pemuda sedang bersimpuh memandangi nisan itu..
aku terlambat, gumam pemuda itu....”
******


namaku Arya, aku mengenal Sumi didunia maya tepatnya di status jejaring sosial facebook.
dua provinsi yang memisahkan jarak kami, aku mengenalnya sebagai gadis yang teramat sederhana tapi penuh dengan motivasi, berbagi semangat dan tanpa segan-segan membantuku, dengan sabar menghadapiku, mendengarkan semua cerita-ceritaku..
dan satu hal kebiasannya,, ia selalu merepotkanku, suka memaksaku, selalu meminta tolong padaku....

namun...sudah sangat lama sekali, kami tidak berkomunikasi lagi....aku yang memintanya agar komunikasi itu tidak terjalin lagi..agar ia melupakan aku saja, sebagaimana awalnya kami tidak saling mengenal pun sebaiknya diakhirnya biarlah tidak saling mengenal kembali..
sejak saat itu, aku hanya dapat melihat status facebook nya yang sesekali di update, atau upload catatannya di facebook atau upload catatannya di blog...sepertinya ia memang sudah jarang sekali berselancar didunia maya kecuali melakukan ketiga aktifitas itu...

nak Arya! sapa seorang ibu mengejutkanku dari lamunanku...
Beliau Ibunya Sumi yang mengantarku ke pemakamannya yang sedari tadi menungguku..
ini! disket titipan Sumi, katanya nak Arya akan datang, Sumi titip pesan menyerahkan ini pada nak Arya!

kupandangi disket berbungkus kertas biru itu, sederhana sekali, aku teringat saat aku menanyakan warna yang ia suka untuk blog hasil karyaku sebagai hadiah miladnya, Warna biru memang salah satu warna yang ia suka..
bener2 gadis yang biasa, gumamku, lihat saja ,,dizaman sekarang ini,, Sumi masih menggunakan disket untuk menyimpan data,
*******
Bus ini membawaku kembali ke provinsiku..meninggalkan desa dimana jasad Sumi dikebumikan, sebuah desa yang teramat desa....
******
Provinsiku..
diruang kerjaku yang selalu dikejar deadline ...

Assalamu`alaykum wr wb Arya :)
moga keselamatan kesehatan kemudahan selalu tercurah untukmu...


keyakinanku suatu saat, kamu akan sampai ke desaku, meski mungkin engkau hanya akan menemui nisanku. keyakinan itulah yang menuntun jari-jariku menuliskan sedikit kisahku...
terus terang,,aku sedih sekali, ketika kau putuskan komunikasi itu, meski waktu itu , engkau menggunakan bahasa isyarat, tapi sudahlah...aku akan selalu tersenyum..akan lebih baik begitu, lebih baik aku yang bersedih pada waktu itu dari pada melihatmu yang menangis bila telah tiba saatku kembali pada KEKASIH SEJATIKU...


merepotkan 2 kali lagi masih bisakan? hehehe
aku yakin kamu nggak akan menolaknya, karena aku akan memaksamu sampai kamu masuk asuransi, * ups kok asuransi ^-^, lagian aku juga nggak bisa lagi memaksamu, semua terserah padamu...


yang pertama uploadkan catatanku ini ya! :) plizzz.... * maksa lagi... hehehe :) , karena aku ingin catatan ini muncul hanya ketika aku sudah tiada....aku menyimpannya dgn judul baru ini yang kedua :D, tuh di file satu lagi :)
dan yang kedua, rawat blog ini ya..., karena aku tak dapat merawatnya lagi...
hanya itu pesan yang tertera,,
disket itu hanya berisi 2 file.., yang ia beri nama , baca ini dulu dan baru ini yang ke dua
****
Perlahan kubuka file yang yang diberinama baru ini yang ke dua itu..
-----

Membagi Ruang dunia
Dengan menulislah, seseorang bisa memberikan sepotong dunia ceritanya kepada orang lain,

Namaku Sumi...
Aku lahir di keluarga yang sederhana,
Aku lahir disebuah desa yang kurang menganggap penting sebuah pendidikan, apalagi bagi anak perempuan, statemen “untuk apa perempuan sekolah tinggi-tinggi, toh nanti ujung-ujungnya dapur, sumur, kasur” itu sangat teraplikasikan sekali di desaku..
tapi beruntung diriku, bisa melanjutkan sampai kejenjang Sekolah Menengah Atas, dibandingkan teman-temanku yang hanya sampai SMP bahkan ada yang hanya sampai SD..

betapa inginnya diriku, bisa menginjakkan kaki dibangku kuliah, tapi biarlah..aku sudah cukup senang, meski gelarku hanya SPd “ Seorang Pembantu di rumah saudara” sebelum akhirnya aku memilih untuk berkarya dengan sisa umur yang masih kumiliki..
Aku sudah cukup beruntung, kini tinggal di kota besar meski harus berpisah dengan keluargaku, aku bisa memanfatkan fasilitas internet untuk menambah semua wawasanku, mengikuti majlis ilmu, atau numpang baca di perpustakaan, toh..hadist nabi juga, tuntutlah ilmu sampai keliang lahat, tidak perna disebutkan hrs menuntut ilmu di lembaga pendidikan, dibangku kuliah...
*******

Setiap diri kita adalah tokoh utama dari sebuah cerita hebat dalam setiap buku besar kehidupan. Waktu untuk menjalani kehidupan ini terbatas, seperti diriku yang telah di vonis dokter hanya memiliki waktu yang tak lama lagi kematian itu menjemput tapi apa perduliku, tiada yang bisa menentukan kapan ajal manusia itu tiba..toh semua sudah dalam ketentuan-NYa ... tak kan perna vonis itu melemahkan langkahku, semangatku...aku hanya akan menikmati kehidupanku dengan normal dan bermanfaat untuk orang lain,

ya...memang...
aku mengidap penyakit jantung,
Penyakit jantung yang ku derita bukan penyakit yang biasa diderita kebanyakan penderita jantung pada umumnya, kondisi ku, sering mengalami sesak nafas.

Sumi kecil sangat rentan dengan alergi debu dan sejenisnya.
Nyaris selama 15 tahun aku terus menerus mengkonsumsi obat asma dan obat semprot, guna mengendalikan sesak nafasku yang cukup akut

dan aku sudah cukup bosan untuk memasukan racun itu kedalam tubuhku..apalagi obat-obat itu bukanlah murah, bukan obat yang bisa ditebus dengan daun ubi di kebun belakang rumahku di desa sana
tak ada sesiapapun yang tahu kondisiku kecuali keluargaku, karena aku tidak ingin dikasihani, karena aku ingin persahabatan yang benar2 tulus tanpa embel2 kasihan melihat kondisiku yang sebenarnya..pasti sangat menyakitkan sekali, memiliki persahabatan yang dibingkai atas dasar kasihan..
cukuplah mereka tahu, Sumi yang selalu tersenyum, Sumi yang penuh semangat, Sumi yang tegar, Sumi yang mandiri...

makanya ..aku lebih memilih kost sendiri, meski jujur aku kesepian..., tapi itu lebih baik untukku, lebih nyaman untukku...daripada mereka melihat keadaanku ketika penyakitku kambuh..

aku hanya punya mimpi sederhana, tidak ingin masuk kedalam hadis nabi “ bukan termasuk umatku, meninggal dalam keadaan membujang” sederhana bukan?
tapi......
bila mengingat aku akan segera menghadap-Nya,, air mata ini melelah,, betapa kejamnya aku pada orang yang mewujudkan mimpi sederhanaku itu,, meninggalkan dia dengan status duda,, status itu sungguh berat rasanya,,
aku tahu,,,seorang gadis pasti akan berpikir beribu2 kali menerima seorang duda..
Ya Alloh!! hamba yakin Skenario-Mu yang terbaik..,

akhir-akhir ini kondisi kesehatanku benar-benar menurun, aku mulai merasakan susutnya berat badanku, warna kulitku banyak berubah dan merasakan berbagai keluhan sakit. Yah, sakit yang selalu bersamaku. apalagi....pola makanku yang tidak teratur akhir-akhir ini di karena nafsu makanku yang hilang.. Energi-energi sakit itu kini bergumpal-gumpal dan kapan saja bisa bersarang dalam jiwa-jiwa yang labil

Bila dalam posisi tidur detak jantungku sangat kencang dan kuat sekali, sampai terasa oleh rabaan tangan. Badan dan jari tangan ku juga kelihatan biru-biru. organ jantung ku ‘bengkak’ penyakit jantung ku terjadi sejak masih di kandungan dan akhirnya sulit diobati. sebab lubangnya terlalu besar kini..

kurasakan kondisiku semangkin memburuk..
aku putuskan untuk segera pulang kedesaku...
menikmati hari-hari bersama orang -orang tercinta...
*****
Desaku...
- ---------
Malam itu aku mengalami serangan jantung besar, ini adalah yang ke empat kalinya.
Aku merasakan nyeri dada teramat sangat, terasa terhimpit barang berat, rasa dibakar, rasa diremas, dipelintir ,rasa diiris-iris. aku rasakan lebih dari 20 menit. Rasa nyeri di dada ini menjalar ke lengan kiri sampai ke jari-jari tanganku. Terasa tembus sampai ke punggung dan sampai ke leher sehingga terasa seperti di cekik. astagfirullah....aku sukar bernafas. ya Rabbi....telah tibakah saat perjumpaan dengan-Mu??
keringatku bercucuran , serasa melebihi pekerja berat, aku benar-benar dihantui rasa takut, ya..takut kematian, mengapa aku takut kematian? bukankah kematian adalah perjumpaan dengan KEKASIH SEJATI??

Aku tidak tahu,,apakah setelah malam itu,aku masih akan memiliki malam-malam selanjutnya..
manusia masih hidup karena ada daya yang menahan nyawanya tetap terkurung di tubuhnya.
Mereka bisa tetap hidup lantaran keterikatan yang intim antara raga dan roh. Jika suatu waktu keterikatan itu merenggang, maka kematian telah menunggu di ruang tamu.

dan apakah aku masih mempunyai kesempatan menuliskan kisahku setelah malam itu?
maka ku akhirkan tulisan ini dengan sebait melodi untukmu yang mengenalku..

Tersadar kehidupan membutuhkan waktu untuk bertahan...
Menjawab setiap pertanyaan-pertanyaan kehidupan dalam perjalanannya.
Teringatlah diri.., butuh sadar untuk menyadari....
bahwa dalam langkah-langkah waktu,
pijakan - pijakan hati,
masih terkadang curam nan berbatu kesalahan, 
khilaf, lalai menjadi bekas dan torehan pekat dalam langkah kaki-kaki kita,
dan kutersegera menyadari. ..
maafkan aku dalam waktuku! 
kusadar, kuperna menyakitimu.....

lirikku
http://juli-asayyidah.blogspot.com/2009/12/lirik-ku.html


0 komentar :

Posting Komentar