Container Icon

Bibit yang mana Kita

http://i756.photobucket.com/albums/xx204/e_izzah/Mustard-Seed.jpg?t=1259661284Bukalah setiap pintu kesempatan yang datang mengetuk, sebab, siapa tahu, pintu itu tak mengetuk dua kali (H.L)



*Ilustrasi.....
terdapat 2 buah bibit tanaman yang terhampar ditanah. Bibit yang pertama berkata,

Aku ingin tumbuh besar. Aku ingin menjejakkan akarku sangat dalam di tanah ini, dan menjulangkan tunas-tunasku di atas kerasnya tanah ini. Aku ingin membentangkan semua tunasku, untuk menyampaikan salam musim semi. Aku ingin merasakan kehangatan matahari, serta kelembutan embun pagi di pucuk-pucuk daunku.”
Dan bibit yang pertama inipun tumbuh, makin menjulang.

Bibit yang kedua bergumam. “Aku takut. Jika kutanamkan akarku ke dalam tanah ini, aku tak tahu, apa yang akan kutemui di bawah sana. Bukankah disana sangat gelap? Dan jika kuteroboskan tunasku keatas, bukankah nanti keindahan tunas-tunasku akan hilang? Tunasku ini pasti akan terkoyak. Apa yang akan terjadi jika tunasku terbuka, dan siput-siput mencoba untuk memakannya? Dan pasti, jika aku tumbuh dan merekah, semua anak kecil akan berusaha untuk mencabutku dari tanah. Tidak, akan lebih baik jika aku menunggu sampai semuanya aman.

Dan bibit itupun menunggu, dalam kesendirian.
Beberapa pekan kemudian, seekor ayam mengais tanah itu, menemukan bibit yang kedua tadi, dan memakannya segera.
***
memang, selalu saja ada pilihan dalam hidup. Selalu saja ada lakon-lakon yang harus kita jalani. Namun, seringkali kita berada dalam kepesimisan, kengerian, keraguan, dan kebimbangan-kebimbangan yang kita ciptakan sendiri. ketakutan pada bayangan. Kita kerap terbuai dengan beribu-ribu alasan-alasan yang seakan alasan-alasan itu tiada perna habis dalam stok kita untuk ragu melangkah, untuk mengkerdilkan kita..
Karena hidup adalah pilihan, maka, hadapilah itu dengan gagah. Dan karena hidup adalah pilihan, maka, pilihlah dengan bijak.

tiap pilihan selalu ada resiko yang mengiringinya. Namun jangan sampai ketakutan, keraguan dan kebimbangan, menghentikan langkah kita.
Banyak orang tidak berani melangkah karena mereka mempunyai keyakinan-keyakinan yang salah, yang dibentuk oleh dirinya dan lingkungannya selama ini. mereka tidak yakin bahwa mereka bisa melompat lebih tinggi dari apa yang mereka pikirkan.
(resensi diedit seperlunya)

0 komentar :

Posting Komentar