Container Icon

Pelabuhan




Kenapa tak pernah kautambatkan
Perahumu di satu dermaga?
Padahal kulihat, bukan hanya Satu
Pelabuhan tenang yang mau menerima
Kehadiran kapalmu!

Kalau dulu memang pernah ada
Satu pelabuhan kecil, yang kemudian
Harus kaulupakan,
Mengapa tak kaucari pelabuhan lain,
Yang akan memberikan rasa damai yang lebih?

Seandainya kaumau,
Buka tirai di sanubarimu, dan kau akan tahu,
Pelabuhan mana yang ingin kau singgahi
Untuk selamanya
Hingga pelabuhan itu jadi rumahmu,
Rumah dan pelabuhan hatimu..
(Tias Tatanka)

Telor dadar


Istirahat makan siang, seorang karyawan membuka bekalnya...

"Aahh...telor dadar lagi.." ujarnya sambil menghela nafas panjang.

Kesokan harinya...

"Aaah...lagi-lagi telor dadar..." keluhnya...

Keesokan harinya lagi..

"Aaah...lagi-lagi telor dadar lagi...!Sekali-kali sop atau gulai kek!" gerutunya.

Seorang rekannya yang kebetulan memperhatikan sikapnya berkata,

"Ya kamu ngomong dong sama yang nyiapin bekal kamu...kamu pengen ini...itu...
Memangnya siapa sih yang nyiapin bekal makan siang kamu?"

dengan tegas dia menjawab
"Yang nyiapin bekal makan siangku ya aku sendiri..."


***
Kalau mau jujur, seringkali kesulitan, kesedihan, penderitaan yang kita alami adalah karena ulah dan perbuatan kita sendiri.

Cinta dan Kasih Sayang

Mengasihi orang lain adalah langkah pertama dari perjalanan panjang masuk ke dalam diri. Perjalanan ke dalam diri memang tak mudah. Banyak orang menyerah ketika baru memulainya. Kesibukan sehari-hari sering menjadi alasan. Tapi, penyebab sebenarnya bukan itu. Persoalan sebenarnya adalah pintu hati kita yang tertutup, bahkan terkunci. Ini membuat telinga kita tak mendengar dan mata kita tak melihat. Kita tak akan pernah dapat memulai perjalanan sebelum menemukan kuncinya, yaitu ''cinta dan kasih Sayang.''

Tanpa adanya rasa cinta pada sesama, pintu-pintu gerbang menuju kesadaran yang terdalam tak akan pernah terbuka. kita belum beriman sebelum mampu menyayangi orang lain sebagaimana kita menyayangi diri kita sendiri.


Salah satu cara praktis untuk mengembangkan sikap cinta kasih adalah dengan mulai menyadari akan penderitaan. Sadar akan penderitaan -- entah itu penderitaan kita sendiri atau penderitaan orang lain -- akan membuat hati kita melunak.

Mari kita mulai dengan sebuah cerita. Di sebuah SD seorang guru bertanya pada murid-muridnya, ''Siapa yang sudah sarapan pagi ini?'' Kira-kira separo murid mengacungkan tangan. Guru itu kemudian bertanya kepada anak-anak yang tidak mengacungkan tangan, ''Mengapa kalian tidak sarapan?'' Sebagian menjawab tak sempat karena sudah terlambat. Sebagian lagi mengatakan belum merasa lapar, ataupun tak menyukai sarapan yang disajikan.

Semua memberikan jawaban senada kecuali satu anak. ''Karena,'' jawabnya, ''Sekarang bukan giliran saya.'' ''Bukan giliranmu?'' tanya sang guru. ''Apa maksudmu?'' ''Dalam keluarga kami ada empat anak,'' ujarnya, ''Tapi, ayah tak punya cukup uang untuk membeli makanan supaya tiap orang bisa sarapan setiap hari. Kami harus bergiliran dan hari ini bukan giliran saya.''

Apa yang kita rasakan ketika membaca kisah ini?
Orang-orang seperti ini ada di sekitar kita. Tapi, kadang-kadang kita tak bisa melihatnya karena mata kita tertutup. Yang sebenarnya tertutup adalah mata hati kita. Ini bisa terjadi karena hati kita dipenuhi oleh ego dan kepentingan kita sendiri. Kita terlalu banyak tertawa dan sibuk bergaul dengan orang-orang berpunya. Ini membuat hati kita tertutup.

Untuk menjalankan cinta kasih kita perlu memulai dengan mencintai diri kita, kemudian orang-orang terdekat kita. Lihatlah mereka dengan hati kita. Bukankah orang tua kita adalah orang yang rela mengorbankan hidupnya bagi kita? Bukankah pasangan kita adalah orang yang telah memilih menyerahkan hidupnya kepada kita? Bukankah anak-anak kita sangat mengagumi kita dan merindukan kebersamaan dengan kita? Bukankah pembantu kita adalah orang miskin yang mengabdikan hidupnya untuk melayani kita? Teruslah perluas dengan mengamati orang-orang di sekitar kita. Mereka semua memiliki penderitaan dan tantangan masing-masing.

Seorang bijak pernah mengatakan, ''Ketika kamu melihat dirimu tidak berbeda dari orang lain, ketika kamu merasakan apa yang mereka rasakan, lalu siapa yang bisa kamu sakiti?'' Inilah cara menumbuhkan cinta. Kita semua sama karena itu jangan pernah menilai orang dari penampilan fisiknya. Tubuh bukanlah diri kita yang sebenarnya tetapi hanya sekadar 'sangkutan' dari jiwa. Jiwa itulah esensi manusia yang sejati.

Tapi, merasakan baru merupakan permulaan cinta. Cinta yang sebenarnya haruslah diwujudkan dengan memberikan sesuatu kepada orang lain. Ukuran cinta adalah pemberian, sekecil apapun bentuknya. Ibu Theresa pernah mengatakan, ''Yang penting bukan seberapa besar yang kita perbuat, melainkan seberapa besar cinta kasih yang kita sertakan dalam perbuatan kita
---
Sumber:  oleh Arvan Pradiansyah penulis buku Life is Beautiful

Kunci Menikmati Hidup


Seorang lelaki yang telah bertahun-tahun belajar pada seorang bijak menemukan bahwa kunci hidup yang berkualitas adalah pada kesadaran. Intinya, untuk dapat menikmati hidup orang harus memiliki kesadaran setiap saat.

Suatu hari ia mengunjungi si orang bijak. Karena hari hujan, ia memakai sepatu dan membawa payung Ketika lelaki ini masuk, orang bijak berkata, ‘’Engkau meninggalkan sepatu dan payungmu di depan pintu bukan? Ingatkah engkau, payungmu kau letakkan di sebelah kanan sepatumu atau di sebelah kirinya?''

Lelaki itu tak dapat menjawab. Ia tak ingat letak yang sebenarnya. Ia langsung menyadari bahwa ia belum mampu membina kesadarannya secara terus-menerus. Maka, ia kembali berguru pada si orang bijak untuk mencapai kesadaran yang tak kunjung henti.

Ada dua jenis kesadaran, kesadaran makro dan kesadaran mikro.
Kesadaran makro adalah menyadari mengenai siapa diri kita, dari mana kita berasal, untuk apa kita hidup dan kemana kita akan pergi.
Kesadaran mikro adalah kesadaran dalam keseharian kita. Di sini kita menyadari sepenuhnya apa yang sedang kita lakukan, pikirkan, dan rasakan. Dalam kehidupan sehari-hari pernahkah kita melakukan atau mengatakan sesuatu kemudian menyesalinya? kita bahkan tak habis pikir mengapa kita dapat melakukan hal tersebut.

Banyak permasalahan yang kita hadapi terjadi semata-mata karena kurangnya kesadaran pada saat kita melakukannya. kita baru sadar telah bercanda tidak pada tempatnya begitu ada kawan yang merasa terluka, kita baru sadar telah bertindak kasar setelah orang lain sakit hati. kita baru sadar telah berbohong setelah hal itu menimbulkan masalah.

Menyadari perasaan yang muncul setiap waktu merupakan kunci keberhasilan kita dalam hidup. kita harus mampu mengenali dan mendefinisikan berbagai macam perasaan yang datang silih berganti. Begitu kita marah, sadarilah bahwa kita sedang marah. Begitu kita takut, sadarilah kita sedang takut. Begitu kita sedang tergoda, sadarilah bahwa kita sedang tergoda. kita harus mampu menyadari perasaan yang timbul. Sadari dan akuilah perasaan itu. Ini namanya kesadaran yang tepat waktu. Dengan demikian kita dapat membunuh ‘’monsternya’’ selagi ia masih kecil.

kesadaran dan keterjagaan pikiran membuat kita lebih fokus. Ini membantu kita memberikan perhatian pada apa yang tengah kita kerjakan persis pada saat kita mengerjakannya. Memberikan perhatian membuat kita hidup di dalamnya, serta menikmati dan mengapresiasi saat ini dalam semua kekayaan dan kedalamannya. Ini membantu kita benar-benar melihat apa yang sebenarnya tengah terjadi

cara termurah untuk dapat menikmati hidup yang berkualitas. kita tidak perlu melakukan apapun. Yang kita perlukan Cuma satu: Menyadari! Kesadaran ini bukan hanya akan meningkatkan kualitas hidup kita pribadi tetapi juga kualitas hubungan kita dengan orang lain. Kunci hubungan baik dengan orang lain adalah pada kemampuan mendengarkan. Nah, dengan memberikan kesadaran penuh pada apa yang sedang terjadi kita akan mampu menjadi pendengar yang baik. kita akan menjadi orang yang menyenangkan karena dapat memberikan perhatian penuh pada lawan bicara kita.

ingin mencobanya? Izinkan saya berbagi satu tips sederhana. Mulailah hari Anda lebih pagi. Berangkatlah ke tempat kerja/kuliah sedikit lebih awal dari biasanya. Jangan terburu-buru, melangkahlah dengan penuh kesadaran, dan nikmati pemandangan di jalan yang Anda lalui. Bukalah semua panca indera dan rasakanlah keberadaan kita. kita akan banyak menemukan hal-hal yang baru dan percayalah, hidup kita akan jauh lebih indah.
-----
Sumber:  oleh Arvan Pradiansyah penulis buku Life is Beautiful

Lembut dan Mulus


Rindu juga tak menyentuh blog tercinta ^-^
Para pengunjung, terimakasih *(sembari sedikit membungkukkan badan ala jepang ~_~
atas kunjungannya ke blog tercintaku, mohon maaf atas ketidaknyamanan beberapa hari ini dengan kurang adanya penyambutan yang baik dengan tiadanya tulisan baru., belakangan hari sedikit sibuk dan oshiku yang sakit :(
-----
Pada kesempatan ini, saya ingin berbagi sedikit tips atawa rahasiaku padamu , heheh…jadi malu *(duh sudah bersemu merah niy face :P )
Siapa sih yang tidak ingin memiliki kulit wajah fresh, seger and kenceng? Mulus and Tentunya juga terlihat lebih terang ;) *(ndak usah angkat tangan gih, sudah tahu kok,:P

Nah….ini ada sedikit tips buatmu para kaum hawa, kaum adam pun tidak ada salahnya mencoba :D
Tipsnya simple banget, mau?? Yuk!!! Yuk!!!...




Memanfaatkan madu untuk masker wajah
Aktifitas kita yang terkadang atau malah nggak bisa menghindar harus bermain dengan nakalnya sinar mentari yang akibatnya dapat membuat kulit wajah kita terlihat tua lebih dini * ya istilahnya bermutu or boros wajah :(, tapi kamu nggak perlu khawatir..ada tips sederhana buatmu :)

Madu selain diminum untuk kesehatan juga bisa loh digunain buat maskeran dan ndak perlu ampe semalaman makenya, cukup sekitaran 15 – 20 menit aja, 10 menit juga boleh ^-^

Kamu bisa memanfaatkan waktu buat maskeran ini misalnya dimalam hari, biasanya kan baca buku dulu tuh sebelum nyampe jam tidurmu? gunain gih masker madunya!! ya…ibaratnya sekali mendayung 2 pulau ajalah terlampaui, ^-^ atau ketika sambil facebookan, chating, juga boleh *tapi ya…bukan pas lagi diwarnet ngenetnya, :D atau….bisa juga di pagi hari sebelum memulai aktifitasmu..

Caranya gampang banget!!
Cukup oleskan madu ke wajahmu * lebih bagus lagi kalo madu di panasin, tapi kalo nggak mau juga ndak apa kok dan biarkan selama waktu yang sudah kita sepakati diatas :), nah…setelah cukup waktu, basuh gih face kita dengan air hangat, tapi pake air biasa juga ok!
Selamat mencoba!! :D

Oiya…ada 1 bonus lagi,
mempunyai pori2 wajah yang membesar, akan terlihat seperti memiliki kulit jeruk dan juga membuat kulit akan terlihat kotor dan kusam. Cara yang paling mudah dan juga dapat dilakukan di rumah adalah dengan mencuci muka kita dengan air dingin, lalu gosokkan es batu secara perlahan ke seluruh permukaan wajah. Es batu dapat mengangkat kotoran yang tersumbat di pori-pori, tapi ingat!! Ada baiknya es batu dilapisi dengan kain sebelum digosokkan dengan lembut ke wajah kita…ok!
Selamat Mencoba!! :D

Ups…Tapi kudu hati2..
Berdasarkan laporan orang2 yang mengikuti kebiasaanku, kulit mereka ada yang memerah…maybe alergi
So…alangkah baiknya untuk mengetahui kulitmu alergi atau tidak, gunain sedikit aja dulu, jangan seluruh wajahmu, sama halnya juga dengan es batu tadi, kalo dirasa aman2 saja…lanjut gan!! ;)
And……satu lagi!! JANGAN LUPA WUDHU ^-^
Sekian!! Dan selamat menikmati wajahmu yang “beda” :D

Meta Ekonomi Dalam Larangan Riba



Firman Allah : “Apa yang kamu berikan (pinjaman) dalam bentuk riba agar harta manusia betambah, maka hal itu tidak bertambah di sisi Allah” (QS.ar-Rum : 39).Menurut pandangan kebanyakan manusia, pinjaman dengan sistem bunga akan dapat membantu ekonomi masyarakat yang pada gilirannya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi rakyat.

Anggapan tersebut telah menjadi keyakinan kuat hampir setiap orang, baik ekonom, pemeritah maupun praktisi. Keyakinan kuat itu juga terdapat pada inetelektual muslim terdidik yang tidak berlatar belakang pendidikan ekonomi. Karena itu tidak aneh, jika para pejabat negara dan direktur perbankan seringkali bangga melaporkan jumlah kredit yang dikucurkan untuk pengusaha kecil sekian puluh triliun rupiah. Begitulah pandangan dan keyakinan hampir semua manusia saat ini dalam memandang sistem kredit dengan instrumen bunga. Itulah pandangan material (zahir) manusia yang seringkali terbatas.Pandangan umum di atas dibantah oleh Allah dalam Al-quran surah Ar-Rum : 39,

“ Apa “Apa yang kamu berikan (berupa pinjaman) dalam bentuk riba agar harta manusia bertambah, maka hal itu tidak bertambah di sisi Allah” (QS.ar-Rum : 39).

Ayat ini menyampaikan pesan moral, bahwa pinjaman (kredit) dengan sistem bunga tidak akan membuat ekonomi masyarakat tumbuh secara agregat dan adil. Pandangan Al-quran ini secara selintas sangat kontras dengan pandangan manusia kebanyakan. Manusia menyatakan bahwa pinjaman dengan sistem bunga akan meningkatkan ekonomi masyarakat, sementara menurut Allah, pinjaman dengan sistem bunga tidak membuat ekonomi tumbuh dan berkembang.Mengapa Allah mengatakan pinjaman kredit dengan sistem bunga tidak menumbuhkan ekonomi ?. Di sinilah keterbatasan akal (pemikiran) sebagian besar manusia. Mereka hanya memandang secara dangkal, kasat mata dan material (zahir) belaka. Dari sinilah muncul konsep meta-ekonomi Islam, yaitu, sebuah pandangan ekonomi yang berada di luar akal material manusia.

Dampak Bunga.

Harus dicatat, bahwa Al-quran membicarakan riba (bunga) dalam ayat tersebut dalam konteks ekonomi makro, bukan ”hanya” ekonomi mikro. Bahkan sisi ekonomi makro jauh lebih besar. Kesalahan manusia kapitalis, termasuk ahli agama Islam yang tak berlatar belakang ekonomi, adalah menempatkan dan membahas riba dalam konteks ekonomi mikro semata.

Membicarakan riba dalam konteks ekonomi makro adalah mengkaji dampak riba terhadap ekonomi masyarakat secara agregat (menyeluruh), bukan individu atau perusahaann (institusi). Sedangkan membicarakan riba dalam lingkup mikro, adalah membahas riba hanya dari sisi hubungan kontrak antara debitur dan kreditur. Biasanya yang dibahas berapa persen bunga yang harus dibayar oleh si A atau perusahaan X selaku debitur kepada kreditur. Juga, apakah bunga yang dibayar debitur sifatnya memberatkan atau menguntungkan. Ini disebut kajian dari perspektif ekonomi mikro.Padahal dalam ayat, Al-Quran menyoroti praktek riba yang telah sistemik, yaitu riba yang telah menjadi sistem di mana-mana, riba yang telah menjadi instrumen ekonomi, sebagaimana yang diyakini para penganut sistem ekonomi kapitalisme.

Dalam sistem kapitalis ini, bunga bank (interest rate) merupakan jantung dari sistem perekonomian. Hampir tak ada sisi dari perekonomian, yang luput dari mekanisme kredit bunga bank (credit system). Mulai dari transaksi lokal pada semua struktur ekonomi negara, hingga perdagangan internasional.Jika riba telah menjadi sistem yang mapan dan telah mengkristal sedemikian kuatnya, maka sistem itu akan dapat menimbulkan dampak buruk bagi perekonomian secara luas.

Dampak sistem ekonomi ribawi tersebut sangat membahayakan perekonomian.

Pertama, Sistem ekonomi ribawi telah banyak menimbulkan krisis ekonomi di mana-mana sepanjang sejarah, sejak tahun 1930 sampai saat ini. Sistem ekonomi ribawi telah membuka peluang para spekulan untuk melakukan spekulasi yang dapat mengakibatkan volatilitas ekonomi banyak negara. Sistem ekonomi ribawi menjadi punca utama penyebab tidak stabilnya nilai uang (currency) sebuah negara. Karena uang senantiasa akan berpindah dari negara yang tingkat bunga riel yang rendah ke negara yang tingkat bunga riel yang lebih tinggi akibat para spekulator ingin memperoleh keuntungan besar dengan menyimpan uangnya dimana tingkat bunga riel relatif tinggi. Usaha memperoleh keuntungan dengan cara ini, dalam istilah ekonomi disebut dengan arbitraging. Tingkat bunga riel disini dimaksudkan adalah tingkat bunga minus tingkat inflasi.

Kedua, di bawah sistem ekonomi ribawi, kesenjangan pertumbuhan ekonomi masyarakat dunia makin terjadi secara konstant, sehingga yang kaya makin kaya yang miskin makin miskin. Data IMF menunjukkan bagaimana kesenjangan tersebut terjadi sejak tahun 1965 sampai hari ini.

Ketiga, Suku bunga juga berpengaruh terhadap investasi, produksi dan terciptanya pengangguran. Semakin tinggi suku bunga, maka investasi semakin menurun. Jika investasi menurun, produksi juga menurun. Jika produksi menurun, maka akan meningkatkan angka pengangguran

Keempat, Teori ekonomi juga mengajarkan bahwa suku bunga akan secara signifikan menimbulkan inflasi. Inflasi yang disebabkan oleh bunga adalah inflasi yang terjadi akibat ulah tangan manusia. Inflasi seperti ini sangat dibenci Islam, sebagaimana ditulis Dhiayuddin Ahmad dalam buku Al-Quran dan Pengentasan Kemiskinan. Inflasi akan menurunkan daya beli atau memiskinkan rakyat dengan asumsi cateris paribus.

Kelima, Sistem ekonomi ribawi juga telah menjerumuskan negara-negara berkembang kepada debt trap (jebakan hutang) yang dalam, sehingga untuk membayar bunga saja mereka kesulitan, apalagi bersama pokoknya.

Keenam, dalam konteks Indonesia, dampak bunga tidak hanya sebatas itu, tetapi juga berdampak terhadap pengurasan dana APBN. Bunga telah membebani APBN untuk membayar bunga obligasi kepada perbakan konvensional yang telah dibantu dengan BLBI. Selain bunga obligasi juga membayar bunga SBI. Pembayaran bunga yang besar inilah yang membuat APBN kita defisit setiap tahun. Seharusnya APBN kita surplus setiap tahun dalam mumlah yang besar, tetapi karena sistem moneter Indonesia menggunakan sistem riba, maka tak ayal lagi, dampaknya bagi seluruh rakyat Indonesia sangat mengerikan .

Dengan fakta tersebut, maka benarlah Allah yang mengatakan bahwa sistem bunga tidak menumbuhkan ekonomi masyarakat, tapi justru menghancurkan sendi-sendi perekonomian negara, bangsa dan masyarakat secara luas. Itulah sebabnya, maka lanjutan ayat tersebut pada ayat ke 41 berbunyi :”Telah nyata kerusakan di darat dan di laut, karena ulah tangan manusia, supaya kami timpakan kepada mereka akibat dari sebagian perilaku mereka.Mudah-mudahan mereka kembali ke jalan Allah”Konteks ayat ini sebenarnya berkaitan dengan dampak sistem moneter ribawi yang dijalankan oleh manusia. Kerusakan ekonomi dunia dan Indonesia berupa krisis saat ini adalah akibat ulah tangan manusia yang menerapkan riba yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan.

Dalam pendangan seorang banker atau debitur, sistem bunga yang mereka terapkan yang dilandasi saling ridha dan terkesan tidak ada saling menzalimi di antara mereka, dianggap sebagai sebuah sistem yang wajar dan tidak menjadi masalah. Bahkan bersifat positif-konstruktif bagi masyarakat. Inilah pandangan ekonomi mikro yang sering menjerumuskan banyak orang yang akalnya terbatas.

Begitulah, akal manusia sering kali tidak bisa menjangkau apa yang dibalik realitas ekonomi. Padahal sistem riba itu justru merusak dan sama sekali tidak membawa pertumbuhan ekonomi yang sebenarnya. Inilah yang dijelaskan Al-Quran dalam surah Ar-Rum ayat 39 di atas. Inilah konsep meta ekonomi Islam dalam larangan riba.(Prof. Agustianto, MA)

Cerita Kita : Pagiku dan Pagimu..



Ketika matahari mulai keluar dari ufuk timur
Ketika embun pagi mulai menetes berjatuhan ke tanah
Ketika mata-mata mulai terbuka
Dan ketika pagi telah datang
Tak semua manusia mengerti
Tak semua mahluk hidup memahami
Tentang arti kedatangannya

Pagi demi pagi berlalu
Tak berkesan dan tak membekas dalam dirinya
Padahal umurnya berkurang sehari demi sehari
Walau usianya bertambah
Tapi hakekatnya ajal semakin dekat dengannya


Pagi yang indah
Pagi yang menawarkan sejuta keagungan Sang Pencipta
Pagi dimana bunga-bunga menyebarkan aroma mewanginya
Pagi yang dedaunan tampak hijau dan segar
Dan Pagi dimana kita mulai melangkahkan kaki kita

Duhai Robb yang Maha Indah
Engkau begitu sempurna menciptakan pagi
Berhiaskan senyuman kaki-kaki melangkah
Berhiaskan kilauan embun-embun pagi
Berhiaskan wangi aroma bebunga

Duhai manusia
Beruntunglah jika engkau masih melihat pagi
Karena berarti engkau masih hidup
Dan engkau masih terbangun
Tidak tidur selama-lamanya

Lalu???
Bagaimana engkau memperlakukan pagimu? harimu??..
atas nikmat kehidupan di didetik ini??..
Sebelum Piala Bergilir maut itu menjemputmu??

Berkenalan dengan kebiasaan Buruk Pasangan

Hanya ingin bermain..Sembari mencari hikmah ^-^
*****




Berkenalan dengan kebiasaan buruk pasangan...hmm....
Namanya juga sudah satu rumah, tentu tabiat asli terbongkar juga :D
konon ceritanya,, kepribadian adalah kumpulan2 dari kebiasaan2..
Yuk!! kita berbenah, :-), agar tidak muncul ungkapan seperti dibawah ini ~_~
Kalopun nantinya mengalaminya, ya....belajarlah menerima kekurangannya..*-^

Kata para suami
**********
Istriku.....
ternyata putri tiduurr.....
hobinya dirumah tiduur melulu, kapan beres-beres rumahnya?? udah gitu, habis subuh tidur, bangun siang, jadi kalo aku berangkat ke kantor, dia masih asyik bermimpi. bayangkan, aku yang menyetrika baju sendiri :( , sarapan sendiri dan berangkat kerja lenggang kangkung, padahal aku ingin dia mencium tanganku dan mengantarkanku sampai pintu pagar. lalu, dia kiss bye dari kejauhan, apa permintaanku berlebihan??!!
--------
Istriku....
Punya kebiasaan memakai daster terus dirumah, seharian! :(
Padahal sewaktu masih akhwat/ gadis dulu, gaya busananya selalu oke, kiranya begitu sampai rumah, dia langsung ganti kostum rupanya, huhft......kini terlihat aslinya
Ternyata selama ini, dia menyamar menjadi wanita keren ..
---------
Help!!!
istriku....tukang ngadu!! Marahan sedikit denganku, dia langsung lari ke ibunya.
dan curhat macam-macam, ceritanya di dramatisir pula, akhirnya aku kena tegur mertua, duh...istriku...
*******
Kata para Istri
-----
Aku baru tahu kalau suamiku kayak anak kecil, pulang kerja lempar sepatu, lempar tas, lempar kaus kaki, tas kerja diletak sembarang tempat :(

kalau habis mandi, handuk basah bukannya dijemur tapi diletak diatas tempat tidur..
baju kotor bergelantungan dimana-mana...
Qiyamulailnya?? loh kok lewat terus.....
Shaum senin kamisnya?? ntar-ntar aja,  loh kok? ....
*******
ada yang mau berbagi cerita?

Ritual Sebelum Berpergian

Hanya ingin bermain, moga humor yang berhikmah , Tentunya buat yang sudah menikah, biar ndak kaged :D


Kata para suami:
------
Kaget juga sih, istriku punya kebiasaan yang ribet. Setiap mau pergi keluar rumah, harus berlama-lama di depan kaca. mending kalau hanya sisiran-pasang kerudung, trus langsung berangkat.

dia punya sederet ritual yang biasa dilakukan sebelum bepergian...
ini nih urutannya.....
1. harus cuci muka dulu plus wudhu, biarpun sudah mandi pagi, sudah wangi, sudah gosok gigi, keramas dan segala macamnya setiap mau berpergian harus membasuh muka terlebih dahulu, katanya, biar pelembab lebih mudah menempel di facenya... ritual ini menghabiskan waktu 6 menit.

2. Memilih baju, biasanya sih pakai gamis...kadang-kadang memakai blus yang atas bawah, paling cepat 5 Menit dia baru menemukan baju yang cocok dengan suasana hatinya saat itu..., tapi tidak jarang juga kostum yang sudah dipakai, semenit kemudian ganti lagi “enggak cocok” katanya, ck..ck...
pikirku “enggak cocok sama apa? sama cuaca?? menemukan baju yang cocok sampai memakainya bisa memakan waktu, ya... 10 menit deehh...

3. Kemudian dia akan memilih kerudung yang warnanya serasi, serasi untuknya berarti antara warna pakaian dan warna kerudung harus sama, atau berbeda warna sekalian (kontras).
dilihat, dicari, ditimbang-timbang, baru dipilih. mencari sehelai atau beberapa helai kerudung yang akan diseleksi menghabiskan waktu 3 menit. oiya sebelumnya, dia akan memadukan kerudungnya dengan baju dan tas atau sepatunya... Fiuh...

4. Membubuhkan bedak kewajahnya disetiap inci kulitnya tanpa terkecuali

5. Memakai kerudung..., ini yang ribet melihatnya, dilipat menjadi persegi tiga, simpangkan kesana, tarik kesitu, lipitkan sedikit, pasang jarum pentul, sematkan bros jilbab, ini menghabiskan waktu 10 menit..

6. Memilih tas, hmm...dipikir2 yang sesuai dengan warna baju, ukurannya, mau pake yg besar, sedang , kecil ditimbang-timbang kemudian diputuskan....

7. Memilih isi tas, apa-apa saja yang harus ia bawa, tentunya isinya harus lengkap, dompet, KTP, dll..

dan akhirnya..... ritual sebelum berangkat ini, menghabiskan waktu 40 menit..
itupun katanya, sambil manyun, mas ini! nyuruh cepat-cepat, untung aku cuma pake bedak doang, kalau pakai krim, pelembab, dan bla...bla....bisa lebih panjang lagi urutannya...heheh
****

Duniamu adalah apa yang engkau pikirkan


bila kita memandang diri kita kecil, dunia akan tampak sempit, dan tindakan kita pun jadi kerdil
Namun bila kita memandang diri kita besar, dunia terlihat luas, kita pun melakukan hal-hal penting dan berharga


Tindakan kita adalah cermin bagaimana kita melihat dunia. Sementara dunia kita tak lebih luas dari pikiran kita tentang diri kita sendiri. Itulah mengapa kita diajarkan untuk berprasangka positif pada diri sendiri, agar kita bisa melihat dunia lebih indah, dan bertindak selaras dengan kebaikan-kebaikan yang ada dalam pikiaran kita.

Padahal dunia tidak butuh penilaian apa-apa dari kita. Ia menggemakan apa yang ingin kita dengar. Bila kita takut menghadapi dunia, sesungguhnya kita takut menghadapi diri kita sendiri
Maka bukan soal apakah kita berprasangka positif atau negatif terhadap diri sendiri. Melampaui di atas itu, kita perlu jujur melihat diri sendiri apa adanya. dan dunia pun menampakkan realitanya yang selama ini tersembunyi di
balik penilaian-penilaian kita.
****
Resensi

Pesan ini, Nak, Kutulis untukmu..


Aku tapaki jalan ini penuh pinta, anakku. Kesenangan adalah impian yang kusimpan untuk kuminta pada Tuhan ketika tubuh ini sudah menjadi tulang belulang, sebab dunia terlalu pahit untuk diperebutkan. Tak ada yang abadi dari permainan dunia, sebagaimana hidup ini juga tidak abadi. Banyak sudah manusia yang mati. Dan kita hanya menunggu kematian dipergilirkan.

Mengenangkan orang-orang tercinta, anakku, adalah rasa hina karena tak sanggup membalaskan kebaikan-kebaikan mereka semua. Betapa mudah hati lupa oleh kenikmatan yang tak seberapa ini. Lupa asal-usul, lupa tempat kembali sesudah mati, dan lupa pada tujuan penciptaan ini. Maka aku pesankan, anakku, arahkanlah pandangan mata hatimu kepada hidup sesudah mati. Dan bahwa sesungguhnya kehidupan ini hanyalah saat untuk bersiap-siap…

Aku tapaki jalan ini penuh airmata, anakku. Aku pernah sakit berbulan-bulan dengan jantung yang sedikit bermasalah. Aku akhirnya bisa bangkit ketika aku belajar melupakan rasa sakit dan tidak sibuk meratap dengan apa yang dikatakan oleh dokter tentang harapan sehat bagi diriku. Kudidik diriku untuk tidak diam terpaku menanti waktu habis di pembaringan. Aku akhirnya bisa duduk dengan tegak tanpa penyakit jantung yang membuat nafas bapakmu megap-megap, ketika bapakmu belajar untuk memberi manfaat bagi manusia. Sesungguhnya keindahan hidup sebagai orang yang beriman kepada-Nya adalah ketika kita bisa memberi manfaat, atau ketika belum sanggup kita mengambil manfaat dari sesama.


Aku namakan dirimu Muhammad Hibatillah Hasanin karena ingin sekali bapakmu ini menjadikan dirimu sebagai hamba-Nya yang memberi manfaat kebaikan sangat besar bagi ummat. Tidaklah aku namakan dirimu dengan main-main. Ada doa yang kuharap dengan sungguh-sungguh melalui nama yang kuberikan itu, anakku. Ada harapan yang kutanam dengan membaguskan namamu, sebagaimana Nabi Saw pernah berpesan kepada kita. Mudah-mudahan dengan membaguskan namamu, Allah ‘Azza wa Jalla meninggikan derajatmu di antara manusia yang ada di muka bumi ini.

Nama itu aku berikan kepadamu, Nak karena engkau adalah anugerah yang amat berharga dari Allah ‘Azza wa Jalla. Engkau lahir di bulan Maret tanggal 18, ketika bapakmu sedang belajar mendakwahkan agama ini dengan ilmu yang tak seberapa. Malam ketika bapak tiba di penginapan, ibumu memberi kabar masuk rumah sakit untuk bersalin. Ingin rasanya bapakmu segera pulang agar bisa menunggui persalinan itu. Tetapi ada tugas yang harus dituntaskan. Gelisah rasanya bapakmu untuk segera kembali karena tahu bahwa di saat-saat seperti ini, tentu ibumu sangat butuh pertolongan. Tetapi andaikan pun bapakmu segera bergegas pulang, perjalanan terlalu jauh untuk bisa ditempuh dengan waktu singkat.

Maka, kemanakah bapakmu harus berlari kalau bukan kepada Allah? Kemanakah harus meminta pertolongan kalau bukan kepada Allah? Kemanakah harus meminta keselamatan kalau bukan kepada Allah? Kemanakah harus mengeluh di saat manusia sudah terlelap tidur, kalau bukan kepada Allah? Bukankah kalau kita mendekat kepada-Nya dengan berjalan, Ia akan menyambut kita dengan berlari? Bukankah kalau kita berjalan kepada-Nya selangkah, Ia akan mendekati kita beberapa langkah?

Di saat bapakmu sedang dalam kegelisahan, ada kabar yang datang dari ibumu bahwa bayi yang akan dilahirkannya sungsang. Petugas mengatakan, kemungkinan baru bisa bersalin siang hari dan kemungkinan besar harus melalui operasi. Padahal waktu itu baru melewati tengah malam. Sangat panjang waktu yang harus dilalui untuk sampai ke siang hari, andaikata perkiraan itu benar.

Maka aku bersihkan diri dan bersuci. Aku serahkan diri kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Sendirian di malam itu aku bermunajat kepada Allah, menyungkurkan kening yang hina ini untuk berdoa kepada-Nya. Di sujud yang terakhir, kumohon dengan sangat agar Ia berkenan memberi keajaiban—ah, rasanya bapakmu belum santun dalam berdoa. Kumohon dengan sangat agar Ia memberi pertolongan.

Dan engkau tahu, anakku, Allah Ta’ala adalah sebaik-baik tempat meminta dan sebaik-baik pemberi. Ia lebih dekat daripada urat leher kita sendiri. Sesungguhnya, Tuhanmu Maha Pemurah. Bukankah Allah Ta’ala telah berfirman, “Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajarkan (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Q.s. al-‘Alaq [96]: 1-5).

Seusai shalat dua raka’at dan memanjatkan doa, anakku, segera bapakmu ini mencari kabar tentang dirimu. Kutelepon ibumu dengan harap-harap cemas. Nyaris tak percaya, anakku, Allah Ta’ala benar-benar memberi keajaiban. Seorang sahabat bapak, Mohammad Rozi namanya, yang istrinya menunggui ibumu bersalin, mengabarkan bahwa engkau telah lahir dengan mudah dan lancar. Kelahiranmu, rasanya, anugerah yang tak ternilai harganya. Banyak pelajaran yang bapak renungkan dari peristiwa itu dan ingin kubagi denganmu beserta saudara-saudaramu. Rasanya, setiap kelahiran dari kalian adalah pelajaran berharga tentang kekuasaan, kasih sayang dan kemahapemurahan Allah. Sesungguhnya, Allah adalah sebaik-baik pemberi pertolongan. Sesungguhnya Ia adalah sebaik-baik tempat meminta. Sesungguhnya Ia adalah sebaik-baik penjaga.


Keajaiban yang mengiringi kelahiranmu, mengingatkan bapak agar meyakini janji Allah tanpa ragu. Telah berfirman Allah Ta’ala dalam al-Qur`an, “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, pasti Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (Q.s. Muhammad [47]: 7).

Apakah Allah butuh pertolongan? Tidak. Sama sekali tidak, Nak. Maha Suci Allah dari membutuhkan pertolongan. Tetapi seruan Allah Ta’ala ini bermakna agar engkau mengingati tugas yang dipikulkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla kepada kita semua. Sesungguhnya tidaklah jin dan manusia diciptakan kecuali hanya untuk beribadah kepada Allah. Tugas kita sebagai khalifatullah di muka bumi ini, anakku, juga di atas pijakan pengabdian kepada-Nya. Kernanya, makmurkanlah bumi ini sehingga engkau menjadi hadiah Allah bagi ummat dengan menghidupkan tauhid di dalam dadamu dan langkah-langkahmu. Mudah-mudahan dengan demikian, kesucian agama ini memancar dari setiap langkah yang engkau kerjakan.

Aku tulis pesan ini dengan sesungguh hati, Anakku. Meski jiwa bapakmu masih rapuh dan iman ini masih sangat menyedihkan, tetapi sembari memohon pertolongan kepada Allah Yang Menciptakan, izinkan bapakmu berpesan. Ingatlah, wahai Anakku, jangan pernah engkau lepaskan Allah Ta’ala dari hatimu. Genggamlah kesucian tauhid dalam akidahmu sekuat-kuatnya. Cengkeramlah dengan gigi gerahammu sehingga menjiwai setiap kata dan tindakanmu.

Belajarlah mencintai Tuhanmu menurut cara yang dikehendaki oleh-Nya. Betapa banyak orang yang melakukan perjalanan menuju Allah (suluk), tetapi mereka melalui jalan yang tidak disukai-Nya. Mereka mencipta sendiri jalan yang akan dilewati. Mereka mengira sedang memuja Allah, padahal sesungguhnya sedang mencari keasyikan diri untuk menemukan saat-saat yang “memabokkan” (isyiq). Melalui cara ini, kepenatan jiwa memang pergi, Anakku. Tetapi bukan itu yang harus engkau lalui. Bukan itu jalan yang akan membawamu pada ketenangan dan kedamaian. Ia hanya membuatmu lupa sejenak dengan beban-beban duniamu. Sesudahnya, engkau akan segera kembali dalam kepenatan yang melelahkan. Kernanya, ada yang kemudian benar-benar bukan saja lupa pada beban dunianya untuk sementara, tetapi bahkan sampai lupa tanggung jawab dan lupa pada diri sendiri.

Sesungguhnya, ketenangan dan kedamaian jiwa yang sebenar-benarnya ada bersama dengan kebenaran. Sesungguhnya ketenangan itu karena engkau menghadapkan wajahmu kepada Allah untuk mencari ridha-Nya. Engkau kembali dan senantiasa berusaha kembali kepada-Nya, atas setiap khilaf yang terjadi setiap hari, kerna manusia memang tempat salah dan lupa. Semoga dengan demikian kita termasuk orang-orang yang diseru oleh Allah ‘Azza wa Jalla dengan seruan, “Wahai Jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan ridha dan diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku.”

Artinya, bukan ketenangan itu yang menjadi tujuan dari zikir-zikir panjangmu, Anakku. Tetapi ketenangan itu muncul sebagai akibat dari kokohnya keyakinanmu pada Tuhanmu. Sungguh, jangan jadikan agama ini sebagai candu sehingga hatimu jadi beku. Tetapi berjalanlah di atasnya sesuai dengan tuntunan wahyu. Bukan ra’yu. Semoga dengan demikian jiwamu akan terang, hatimu akan tenang dan di akhirat nanti engkau akan meraih kemenangan. Semoga pula kelak engkau akan aku banggakan di hadapan Tuhanmu.

Aku ingin pesankan satu lagi, Anakku. Atas apa-apa yang Allah Ta’ala tidak menjaminkannya bagimu, mintalah kepada-Nya dan berusahalah untuk meraihnya. Iman dan kemenangan di Hari Akhir, termasuk di antaranya. Atas apa-apa yang Allah Ta’ala telah jaminkan bagimu dan bagi seluruh makhluknya, ketahuilah kunci-kuncinya. Rezeki termasuk di dalamnya.

Gunakanlah rezeki yang dikaruniakan Allah kepadamu untuk meraih akhirat dan menjaga iman. Jangan mengorbankan akhirat untuk dunia yang cuma segenggam. Dan apabila engkau mampu, kejarlah akhirat dan sekaligus membuka pintu-pintu dunia. Gunakanlah dunia untuk “membeli” akhirat.
Wallahu a’lam bishawab. Sesungguhnya, tak ada ilmu pada bapakmu ini kecuali sangat sedikit saja.
**********

Referensi :" Saat Berharga untuk anak kita - M.fauzil Adhim"

Jiwamu kah?

Aku akan tempuh hari-hariku bersama cinta yang utama. Aku ingin mati di jalan ini bersama kemuliaan yang tak terkira. Aku tidak akan pernah menyerah! Selamanya tidak akan menyerah, di jalan-Nya!


Hidup adalah perjuangan. Kita adalah apa yang biasa ditempakan pada diri kita. Banyak manusia yang kalah dalam hidup karena ia tidak memandang hidupnya sebagai sesuatu yang berharga, sehingga ia tidak mau memperjuangkannya. Ia tidak mau melihat hal-hal penting yang berserakan di sekelilingnya.
Karena itulah ia membiarkan hidupnya berjalan terus dan terus tanpa evaluasi.
Dia merasa tidak perlu menangisi kesalahannya. Dia berputus asa karena kesalahannya. Dia tidak merasa perlu berubah. Dia tuhankan perasaannya. Dia tidak menyadari potensi dan kekuatannya. Dia melupakan sukses yang sebenarnya. Dia ingin bahagia dengan mantera karangan pribadi.


Menyerah menjadi orang baik adalah gerbang menuju kekalahan besar. Maka, sangat penting bagi kita untuk terus bertahan. Bukankah di dalam diri kita, ada sesuatu yang harus selalu kita cintai dan perjuangkan?

Mimpi itu.... * diary 25 Des 09


Jepang! siapa siy yang tidak ingin ke Negeri Sakura itu...
aku adalah bagian dari kalian yang ingin sampai kenegeri matahari terbit itu, sebenarnya aku tak ingin mengingatnya, karena aku telah mengubur mimpiku secara paksa..
tapi hari ini....
memori itu melintas begitu jelasnya..



berawal dari sebuah hadiah alat makan jepang yang dikenal dengan sumpit dari seorang teman yang baru pulang dari negeri itu, sebuah benda yang sederhana namun mampu membawaku pada masa silamku...




ah......semua bagai bermain dipelupuk mataku..
Saat Pembatu Rektor 1 ku, menyerahkan formulir pertukaran mahasiswa jepang yang ku tolak...
saat bagaimana padatnya jadwalku membagi waktu yang hanya 24 jam itu...
membagi waktu atas diriku sebagai hamba-Nya yang ingin kembali pada-Nya pada Jannah-Nya yang tertinggi, dengan tugas-tugas kuliah, dengan bisnis kecil2an ku yang kurintis, dengan privat bahasa jepangku, dengan privat bahasa inggrisku..


Saat awal-awal belajar, Saat aku harus tidur larut malam mengerjakan tugas menulis hiragana, katakana...
Saat aku harus berkutat dengan cara menyusun kalimat, membaca artikel dalam tulisan negeri sakura itu...
Saat aku harus malu, ketika tidak bisa menjawab pertanyaan senseiku dalam bahasa negeri itu..
Saat begitu semangat itu .....


profesorku??....
ahh.....aku sudah tidak pernah lagi berkomunikasi dengannya..
aku teringat saat pertama kali bertemu dengannya, professor Masuda Kazuya...
saat pembatu rektor 1 meminjamkan ruangannya untuk pertemuan itu..
sosok profesor yang berpenampilan amat biasa, terus terang aku sangat terkejut dengan penampilannya waktu itu...
begitu jauh dari apa yang ku bayangkan...



hidup adalah pilihan..
termasuk impian yang ingin ku gapai...
ku lepaskan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu


tapi....
ahh sudahlah...
akupun bahkan tak sanggup untuk mengenangnya..
meski jujur, impian itu belum sepenuhnya pudar...
meski jujur, doa itu masih terkadang ku lantunkan pada sang Pemberi Yang Terbaik..
tapi...apalah arti sebuah doa tanpa usaha?
entahlah...