Container Icon

Sendal Jepitku Hilang, Diari 8 Nov 09

http://sapadunia.files.wordpress.com/2008/11/sandal-jepit.jpg 




Hanya Cerpen..
(sambil dengerin the music of  the night milik gitar classic :D )

Semua harus bergerak cepat, apalagi kedatangan ini adalah tahap recovery, berbaur dengan masyarakat itu juga hal yang selalu kulakukan disana, Atas permintaan warga,, Taman Pendidikan Alquran ( TPA) dibentuk satu lagi, Jaraknya kira-kira 300 meter dari Posko 4.

TPA yang baru dibentuk ini mulai dari pukul 14.00 sd 16.00, sementara TPA pertama mulai pukul 16.30 sd 18.00,  dan pagi hari digunakan untuk silaturahim ke rumah warga..

...600 Meter itu adalah jarak minimal yang harus kulalui dengan berjalan kaki hampir setiap hari. Itu belum ditambah dengan silaturahim ke rumah2 warga dan juga  ditambah aktifitas yang berhubungan dengan sungai yang jaraknya +- 200 Meter untuk turunnya,, jadi bila naik lagi 200 Meter = 400 Meter misalnya berwudhu (hehe,, sepertinya ini adalah cara diet paling tepat .. ^-^)

Sebenanrnya sih semua biasanya saja,, tapi bagi tubuhku yang sudah terbiasa manja,, kemana2 menggunakan sepeda motor,, rasanya perjalanan ini  sungguh memberikan hikmah yang mendalam.. Dan sekali lagi...jangan pernah membayangkan jalan itu mulus beraspal,, jalan itu mendaki...menurun dan berbatu kerikil memenuhi jalan, diguyur hujan,, itu adalah hal biasa selama aku disana.

Jadi teringat lagunya maidany yang berjudul jejak “Letih tubuh di dalam perjalanan, saat hujan dan badai merasuk badan, namun jiwa harus terus berjalan, karena perjalanan masih panjang”
*******
menggunakan sendal jepit kayaknya sendal yang pas untuk kondisi itu,
dan sendal jepitku hilang :( ,,...
ketika aku keluar selesai ngajar TPA yang baru di bentuk itu, sendal jepit itu tidak lagi bertengger ditempatnya
akhirnya aku tempuh jalan berkerikil dan mendaki..menurun itu dengan kaki terbuka...untuk menuju agenda selanjutnya, TPA pertama yang berada di posko 4.

Subhanalloh...selama ini aku begitu menjaga kelembapan kakiku, ya...sebagai bentuk rasa Syukurku kepada Alloh, aku harus menjaga jasadku dan juga  diriku adalah amanah belahan jiwaku, masak iya ketika masa itu tiba aku berjumpa dengannya, dengan sang penakluk hati mengecewakannya karena tak dapat menjaga jasadku..

Tapi hari ini, kaki itu berjalan telanjang menginjak bebatuan, apalagi hujan mulai turun membasahi bumi kembali dan rintik-rintiknya mulai menyapa tubuhku yang mulai turut merasakan kesakitan yang di alami sang kaki, alhamdulillah kaus kaki yang ku pakai, sedikit mampu mengurangi rasa sakit bercumbu langsung dengan bebatuan itu.

Ah...pangeranku,, maafkan aku,, tapi aku tahu, dirimu pasti tersenyum, karena orang yang layak mendampingimu adalah perempuan tangguh sepertimu.. Aku tahu,, dirimu tidak akan memarahiku yang membiarkan kaki yang kelak milikmu itu kesakitan.. Aku tahu dirimu akan bilang,, semoga itu mendewasakanmu dan akan menghadiahkan sekeranjang bunga untuk sang kaki sebagai ganti darah yang keluar pada waktu itu...
*****

To be continue..
Sampai kini kaki itu masih sakit, hehe ^-^

1 komentar :

Nanang Suryana mengatakan...

Kreatif cerpennya...

Posting Komentar