Container Icon

NYUNGGI


“Bejo sekarang kok kayak gitu ya?”
“iya, kenapa kok jadi gitu”
“jadi gitu gimana sih?”
“kayak bocah nggak waras”
“ah.. mosok, bejo kayak bocah nggak waras?”
“bejo anaknya mak lastri itu?”
“iya, bejo anaknya mak lastri itu, kayak bocah nggak waras”
“kasihan”

Mendengar omongan para tetangga, mak lastri hanya mengelus dada, istighfar mohon ampun sama gusti  Pangeran. Kelakuan bejo, emang akhir-akhir ini aneh, gimana nggak dibilang aneh, setiap sholat di mushola anak itu selalu tertawa-tawa  kegirangan seperti melihat badut yang sedang beraksi menghibur penonton, apa dia mengira orang yang sedang sholat itu mirip badut yang jungkir balik?

“le, kalau kamu masih mbeling dan bikin ribut lebih baik sholat sendiri saja dirumah!”
“kenapa, mak?, bejo ingin sholat berjamaah di mushola”
“tapi kamu jangan bikin ribut lagi, Mak, malu le”
“Mak, bagaimana bejo tidak kudu ngguyu, orang-orang yang sholat itu tingkahnya aneh-aneh, lucu-lucu...”
“husss!!, gak  ilok bicara begitu, gerakan sholat tidak bisa di ubah, tidak ada yang lucu tidak ada yang aneh, jangan kamu bicara lagi, gak ilok ngerti!”
“bukan itu maksud saya Mak, saya juga tahu gerakan sholat tidak ada yang lucu”
“jadi kamu ngguyu opo tho le? Apanya yang lucu?”
“ituloh Mak diatas kepala mereka.....”

Bejo memotong begitu saja penjelasannya kepada Emak, ia sudah melesat lari keluar rumah dan bergabung bersama teman-temannya yang memanggil-manggil dihalaman. Emak terpaku dengan sikap anaknya. Ada yang lucu, Apanya yang lucu? Emak semangkin tidak mengerti mengapa sikap anaknya mendadak aneh dan ganjil begini, Emak lantas meraba kepalanya sendiri, Orang-orang yang sedang sholat ada apa diatas kepala mereka?

Langit semburat merah,  senja segera usai, waktu sholat maghrib segera tiba. Kehidupan didusun itu mulai berbenah untuk memenuhi panggilan sang KEKASIH

Kiyai Mustofo, sesepuh yang dihormati dan dijadikan panutan warga dusun, memberi isyarat agar iqomah segera dikumandangkan. Para jamaah berbaris lurus dan rapat. Anak-anak kecil, gerombolan bejo cs berbaris di shaf paling belakang.

Kiyai Mustofo mengangkat tangan membaca takbiratul ikhram, pertemuan agung antara hamba dan Penciptanya dimulai sudah.
Kiyai Mustofo melantunkan surah Al-Fatihah, suasana semangkin senyap dan hati semangkin khusuk, tapi kesenyapan dan kekhusukan itu tidak berlangsung lama, dishaf paling belakang terjadi keributan. Para jamaah mulai sibuk menduga-duga dalam hati, ini pasti ulah bejo, si anak edan!

“huahaaaaa.....haa.........haaaa......hahaha!....
“jo, bejo! Kamu ngguyu opo sih?” seorang temannya nyeletuk,
“itu lihat!, itu lihat! di atas kepala wak Paimen!”
Wak Paimen yang sedang rukuk sempat juga melirik ke belakang dengan perasaan geram : dasar bocah edan!.

“Huahahahaaa.... haa... haa...hahaha! lihat juga diatas kepala Mas Cipto!”

Anak-anak yang lain juga penasaran juga mereka ribut dan bertanya-tanya, mereka lupa juga kalao mereka sedang sholat.

“Aku tidak lihat apa-apa!”
“Aku juga”
“Iya, Aku juga tidak lihat apa2!”
“kamu lihat apa, sih jo?”
“itu lho, perhatikan diatas kepala Mas Cipto!”
“mana, tak ada apa2!”
“pasti wanita itu pacar Mas Cipto!”

Mas Cipto yang sedang sujud terperanjat, ini anak tahu darimana isi pikiran orang? Sompret!
Bejo menelanjangi pikiran orang2 yang sedang sholat itu satu persatu
Rata2 mereka mengumpat dalam hatinya masing2.
TAPI....
Dengan perasaan kecut, mereka tidak bisa memungkiri kebenaran penglihatan bejo.

Para jamaah segera menyerang anak2 yang bikin ribut tadi se usai sholat,

“Hayo, siapa yang bikin ribut tadi?”
“Siapa yang ketawa2 tadi?”
“Besok anak2 kecil tidak boleh sholat jamaah di Mushola”
“iya, mulai besok....”
“bikin ribut aja!”
“Iya, Bikin Ribut Saja!”
Kiyai Mustofo, mencoba meredam suasana
“Anak2, siapa yang bikin ribut tadi?”
“be...be...jo ...kiyai, jawab seorang anak”

Mendengar nama bejo disebut, orang2 kembali ribut.

“bejo, sekarang kok jadi gitu ya?”
“jadi gitu gimana sih?”
“Kayak bocah nggak waras,?”
“bukan kayak lagi, emang bocah edan”
“Edan bagaimana?!”
“Ya , Edan. Edan kok bagaimana?”
“Bejo anak Mak Lastri itu emang bocah edan kok”
“duh kasihan!”

Mak Lastri yang berada ditengah2 mereka, meneteskan air mata, menunduk malu bercampur heran dan  bingung.
“Apa yang kamu tertawakan, le?!”
“diatas kepala mereka kiyai!....”
“Ada apa diatas kepala mereka?, suasana kembali senyap”
“Saya melihat mereka sholat sambil nyunggi bermacam-macam benda” jawab bocah itu polos..”

“Kiyai Mustofo tersentak kaget”
“Le, benarkah kamu melihatnya?”
“Saya melihatnya dengan jelas sekali wak kiyai, mereka sholat sambil nyunggi Wanita, facebooknya, Sawah, Pasar, sapi....”
“Anak itu bohong Kiyai!,” teriak Mas cipto yang merasa dirinya disinggung”
“benar kiyai, anak itu bohong, teriak yang lain”
“mungkin kesurupan!”
“Anak itu mengada-ada”
“Bocah Edan”
“Alah cuma bocah edan, mau macam2!”

Orang2 mulai ribut  dan sibuk dengan pendapatnya masing2,
Orang2 itu tidak bisa menerima penjelasan bejo, meski hati nuraninya mengiyakan. Tak urung kiyai Mustofo menangkap juga getaran pikiran mereka.

“bejo telah diberi keistimewaan oleh Alloh melihat apa yang tidak bisa kita lihat,  Alloh membuka penglihatan anak ini untuk menangkap gambaran yang sedang bermain2 dikepala kita ketika sholat, kita memang bisa menyangkalnya bahwa itu omong kosong,
Tapi...
Siapa yang bisa menghindar dan bersumbunyi dari tatapan Alloh? Siapa?...

Orang2 itu terbungkam mulutnya..

“bejo telah menyaksikan kita sholat sambil nyunggi sepeda, sawah, wanita, rumah, sapi, pasar, uang... itu artinya sholat kita belum beres, didalam pikiran kita masih terlintas ingatan rumah, wanita, pasar,...,sholat kita masih ditunggangi ingatan2 selain Alloh..”

Orang2 tertunduk lesu, Mak Lastri menangis haru, ternyata anaknya tidak edan,  dan bejo sendiri tidak mengerti isi pidato kiyai Mustofo yang panjang lebar itu, yang ia tahu,, ia ingin sekali tertawa setiap melihat orang2 yang sholat itu nyunggi wanita, rumah, kursi dewan, sapi, kerbau, pekerjaan, segepok uang, alat kecantikan, mobil baru......akun facebook.
(cerpen majalah Annida dengan editan)

1 komentar :

Unknown mengatakan...

Kok gak dicantumkan nama pengarangnya?

Posting Komentar