Container Icon

Perangkap Monyet

Aiii....kok ngomongin masalah monyet siy.....
Itukan  asal  muasal kita * (huss....ngaco kamu)*
beneran  lho,, masak kamu nggak tahu siy teori evolusi atawa darwinisme?, nggak perna ngerasaain  jadi anak sekolahan ya?? Wah...jangan2 pas pelajaran sejarah kamu tidur ya?” * (tambah ngaco niy..)*

Aku tak hendak membahas teori darwin ini kok,, jelas2 itu ilmu pengetahuan yang menyesatkan,,PENIPUAN...
Yang belum percaya,, baca ya ini :
AlQur’an surah 21 (Al-Anbiya) ayat 30 , Selanjutnya ayat Allah SWT pada surah 30 (Ar-Rum) ayat 20, Perhatikan pula surah 22 (Al-Hajj) ayat 5
******
Itu hanya prolog sebelum berlanjut ke goresan selanjutnya :)
Yuk!! Masih mau ikut.....^-^ * tapi awas lho,,,jaga jarak.....jangan deket-deket apalagi nempel *( khusus buat cowok niy,, cos aku kan cewek,, haram tahu :D, bukan mukhrim.....;) )*
***
Kembali ke judul...*Perangkap Monyet*
Dari majalah yang kubaca, Konon ceritanya  di hutan-hutan Afrika untuk menangkap monyet yang ada disana. Digunakan perangkap, Sistem ini memungkinkan  untuk menangkap monyet dalam keadaan hidup, tak cedera, agar bisa dijadikan  hewan percobaan atau binatang sirkus di Amerika.
Jadi begini sistem kerjanya, Sang pemburu monyet, akan menggunakan sebuah toples berleher panjang dan sempit, dan menanamnya di tanah. Toples kaca yang berat itu berisi kacang, ditambah dengan aroma yang kuat dari bahan-bahan yang disukai monyet-monyet Afrika. Mereka meletakkannya di sore hari, dan  menanam toples itu erat-erat ke dalam tanah. Keesokan harinya, mereka akan menemukan beberapa monyet yang terperangkap, dengan tangan yang terjulur, dalam setiap botol yang dijadikan jebakan.

Tentu, kita tahu mengapa ini terjadi. Monyet-monyet itu tak melepaskan tangannya sebelum mendapatkan kacang-kacang yang menjadi jebakan. Mereka tertarik pada aroma yang keluar dari setiap toples, lalu mengamati, menjulurkan tangan, dan terjebak. Monyet itu, tak akan dapat terlepas dari toples, sebelum ia melepaskan kacang yang di gengamnya. Selama ia tetap mempertahankan kacang-kacang itu, selama itu pula ia terjebak. Toples itu terlalu berat untuk diangkat, sebab tertanam di tanah. Monyet tak akan dapat pergi kemana-mana.

Nah loh,,,,
 kita mungkin tertawa dengan tingkah monyet itu. Kita bisa jadi terbahak-bahak  saat melihat kebodohan monyet yang terperangkap dalam toples.
Tapi, sadar nggak siy?????...
mungkin, sesungguhnya, kita sedang menertawakan diri kita sendiri. *(pake nggak ngerasa lagi, capee dehh) * .Betapa sering, kita mengengam setiap permasalahan yang kita miliki, layaknya monyet yang mengenggam kacang.
Seringkali, kita, yang bodoh ini, membawa “toples-toples” itu kemana pun kita pergi. Dengan beban yang berat, seperti memikul bumi dan seisinya, seperti  tertimbun beribu-ribu batu, hingga meremukkan sendi-sendi, mencucurkan darah-darah, * (xixixxi,, hiperbola bangetss..., heheh maksdnya menggambarkan, betapa beratttt banget tuh beban yang dialami)*
kita berusaha untuk terus berjalan. Tanpa sadar, kita sebenarnya sedang terperangkap dengan persoalan yang kita alami,

Sebenarnya sederhana bukan??
Sesederhana monyet melepaskan diri dari perangkap dengan hanya rela melepaskan kacang,, membuka genggaman tangannya...,tapi mungkin sang monyet tak berpikir sampai kesana.

Yuk!!! Yang pada punya masalah * (setiap orang mah punya masalah,, kayak nggak tahu aja kamu, heheeh :D)*
Nggak mau jadi kayak monyet kan, yang terperangkap? heheh^-^
*****

NB : Bukankah lebih mudah jika kita melepaskan setiap masalah yang lalu, dan menatap hari esok dengan lebih cerah???

0 komentar :

Posting Komentar