Container Icon

Apaan ya Judulnya?? ^_^

Pernahkah Anda melihat pribadi Pengomel? Pengambek? Sikap murung?, lesu?, Frustasi? Marah? hampir setiap saat, karena pribadi itu bisa jadi Anda sendiri, tak terkecuali saya didalamnya..

Seluruh kata itu kita sangat akrab dengannya karena ia kita hidupkan setiap saat. Tak kita butuhkan musibah-musibah besar untuk menghidupi kata-kata ini. Ia subur bahkan dengan pupuk murahan seperti misalnya nonton televisi. Seorang ibu bisa marah-marah hebat hanya karena melihat bintang sinetron cerai dan saling memaki padahal baru kemarin ia menggelar pesta yang kemewahannya mendorong ibu yang sama melongo dibuatnya.

Padahal cuma butuh langkah sederhana untuk menghentikan omelan ini: matikan televisi! Tetapi hebatnya, sementara mulut mengomel, mata justru semakin dalam terpaku pada sumber omelan. Jadi, banyak orang sakit menjadi lebih sakit karena kegemarannya malah mendekati penyakit. Seluruh selebriti di dunia boleh bercerai, tetapi dunia ini pasti baik-baik saja. Karena selain kabar sedih yang dibawa, pasti ada kabar gembira sebagai ikutannya. Wartawan jadi punya berita, tabloid laris …

saya juga tak terkecuali. Cuma dengan dicuekin Chat YM saya atau tidak dibalas Sms saya tiba-tiba saya sebel tanpa alasan yang jelas cuma gara-gara diabaikan. Guyon? Tidak. Ini serius, karena saya kemudian membayangkan sebuah drama yang saya sutradarai sendiri.

‘'Jika dicuekin, jangan-jangan tidak perduli dengan saya. Jika tidak perduli dengan saya, jangan-jangan saya tidak dianggap, jika tidak dianggap jangan-jangan tidak sayang dengan saya. Jika tidak sayang jangan-jangan....'' Terus...terus… penyutradaraan itu akan mengembang sesuai dengan kreativitas saya sendiri. 

Imajinasi, mau membangun mau merusak, sama kuatnya. Padahal begitu saya yakinkan bahwa ‘cuek tidak selamanya tidak perduli,'' mulai berbeloklah imajinasi saya. 

Kata ‘'tidak selamanya'' itu kemudian juga membawa imajinasi saya berjalan ke arah yang berbeda dengan melihat si pembuat sebel saya itu sebagai figur yang menyenangkan.

Ada memang dari diri sipembuat sebel ini sisi yang menjengkelkan yang saya hafal di mana, tapi pasti ada pula sisi hidup sipembuat sebel saya ini yang menyenangkan dan saya juga tahu terletak di sebelah mana. Kecepatan pikiran untuk berpindah dari satu sisi ke sisi lainnya itu adalah kemampuan yang mutlak harus dimiliki manusia jika hidupnya tidak ingin terpenjara oleh sikap uring-uringan sepanjang masa.

inilah logikanya: pihak pengomel… pengambek itu, pastilah pihak yang terlalu lama berhenti disebuah perasaan saja. Kelemahan saya misalnya, suka ngambek sedikit lama hanya karena ya itu tadi, Chat atau Sms saya dicuekin. Tapi apa jadinya jika pada saat yang sama ada telepon dari Presiden: ‘'Halo, saya Presiden Indonesia. Saya menugaskan dengan hormat saudara Juli mulai bulan depan, sudilah kiranya mengemban tugas negara sebagai Menteri Keuangan sekaligus merangkap sebagai Gubernur Bank Indonesia. Saya percaya, di tangan saudari, kehidupan bernegara pasti akan lebih baik. Jadi pliss...!''

Bisa Anda tebak apa reaksi saya? sipembuat sebel itu yang menjengkelkan itu pasti akan saya peluk sejadi-jadinya *ehh ndak ding ^_^ Bayangkan jabatan Menteri Keuangan sekaligus Gubernur Bank Indonesia adalah jabatan rangkap yang belum pernah ada dalam sejarah. Tapi apakah saya perlu kabar sedramatik itu baru saya bisa bergembira? Tidak. Karena menyadari mata saya masih utuh jumlahnya saja, pasti akan mendatangkan rasa syukur. Jadi berpindah perasaan itu hanya soal pilihan karena baik perasaan yang menjengkelkan maupun menyenangkan sama-sama disediakan.
--
Note : Sebenarnya saya mau minta maaf karena sudah sebel, tapi……
bukan gengsi sih minta maaf duluan, cuman…..takut aja pas sms atau chat minta maaf, di cuekin lagi, bisa ngambek lagi ntar, hiks…. ^_^

0 komentar :

Posting Komentar