Container Icon

Mentarbiyah Dengan Cinta

Sarana tarbiyah dengan cinta, atau bahasa cinta, atau abcd cinta, ada 8 perkara:
1. Kosa kata cinta
2. Pandang mata cinta
3. Suapan cinta
4. Sentuhan cinta
5. Selimut cinta
6. Pelukan cinta
7. Ciuman cinta
8. Senyum cinta

Pertama: Kosa kata cinta
Berapa kosa kata cinta kita ucapkan kepada anak-anak kita?
Dalam sebuah kajian dikatakan: seorang anak dari bayi sampai ABG telah mendengar tidak kurang dari 16 ribu kosa kata buruk, namun, ia hanya mendengar ratusan kosa kata baik!
Image yang tergambar dalam pikiran seorang anak tentang dirinya merupakan salah satu hasil dari omongan yang didengarnya, seakan sebuah kosa kata adalah sebuah kuas di tangan seorang pelukis, bisa jadi ia melukiskannya dengan warna hitam, bisa juga melukiskannya dengan berbagai warna indah. Jadi, kosa kata-kosa kata yang ingin kita ucapkan kepada anak-anak kita, harus yang baik, kalau tidak baik, jangan kita ucapkan
Sebagian orang tua, sebagian kosa katanya (merendahkan, menjelek-jelekkan, merendahkan ciptaan Allah), akibatnya terhadap anak adalah (mengurung diri, permusuhan, ketakutan, tidak percaya diri).

Kedua: pandang mata cinta
Jadikan kedua matamu tepat pada kedua mata anakmu, disertai senyuman, dan bergumamlah dengan suara tidak terdengar: “aku mencintaimu wahai si fulan”, 3 atau 5 atau 10 kali, jika hal itu disikapi oleh anakmu celaan, atau merasa aneh, dan ia berkata: “apa yang kamu lakukan wahai ayahku”, maka jawablah: “aku rindu kepadamu wahai fulan”. Jadi, pandangan mata, dan cara ini, mempunyai dampak dan hasil yang luar biasa.

Ketiga: suapan cinta
Cara ini tidak boleh dilakukan kecuali seluruh anggota keluarga berkumpul di satu meja makan. [nasihat: janganlah menempatkan tv di ruang makan], agar terjadi interaksi dan pertukaran pandangan mata. Dan saat menikmati santapan makan, hendaklah orang tua berusaha menyuapkan beberapa suap ke mulut anaknya [dengan catatan, anak kelas V atau VI SD ke atas, pasti merasa bahwa cara ini tidak bisa mereka terima],
jika sang anak menolak menerima suapan itu di mulutnya, maka letakkan pada sendok atau piringnya. Hendaklah saat menyuapi disertai dengan pandangan mata cinta diiringi senyuman, kosa kata indah dan suara pelan: “demi Allah wahai anakku, saya sangat ingin menyuapimu dengan suapan ini, ini adalah kurir cintaku wahai sayangku”, setelah ini, pasti dia mau menerimanya.

Keempat: sentuhan cinta
DR. Maisarah berkata: saya naihatkan agar orang tua memperbanyak sentuhan terhadap anaknya. Bukan sebuah kebijakan jika seorang ayah berbicara dengan anaknya pada dua kursi yang berbeda. Sebaiknya sang anak ada di sampingnya, dan hendaklah tangan sang ayah menempel di bahu anaknya (tangan kana nada di bahu kanan).

Kemudian DR. Maisarah menjelaskan cara nabi SAW menghadapi lawan bicaranya: “Nabi Muhammad SAW menempelkan kedua lututnya dengan lutut lawan bicaranya, dan meletakkan kedua tangan beliau di atas kedua paha lawan bicaranya, dan posisi menghadap secara penuh”. 

Sekarang terbukti bahwa sekedar sentuhan seseorang merasa dicintai dan kehangatan hubungan meningkat ke puncak tertinggi. Karenanya, jika hendak berbicara dengan sang anak, atau hendak menasihatinya, janganlah duduk berjauhan, sebab, dengan begini, terpaksa harus bersuara keras, dan [suara keras membuat sang anak lari] dan jika sang anak itu laki-laki, maka peganglah bagian pahanya, dan jika sang anak perempuan, maka peganglah bahunya, dan peganglah tangannya dengan penuh kasih saying, letakkan kepala sang anak pada bahu sang ayah, agar ia merasa dekat, aman, dan tersayang, sambil katakana: “Aku bersamamu, aku akan memohonkan pengampunan untukmu jika kamu bersalah”.

Kelima: selimut cinta
Hendaklah setiap malam seorang ayah atau ibu melakukannya, jika sang anak telah tidur, maka datangilah ia dan ciumlah, niscaya dia akan merasakan kehadiranmu, karena jenggot wajahmu yang biasa engkau bercanda dengannya, jika ia membuka satu matanya sedangkan yang lainnya masih meram dan ia berkata: “engkau datang wahai ayahku?”
Maka katakana kepadanya: “Betul, aku datang wahai sayangku!”.
Dan selimutilah dia
Dalam pemandangan ini, sang anak akan berada dalam kondisi setengah sadar antara tidur dan tidak, dan pemandangan tadi akan tetanam dalam pikirannya, dan saat ia terbangun pada esok harinya, ia akan teringat bahwa semalam ayahnya datang dan melakukan ini dan itu.
Dengan perbuatan seperti ini, menjadi dekatlah jarak antara orang tua dan anak dan kita wajib dekat dengan anak dengan pisik dan hati kita.

Keenam: dakapan cinta
Janganlah kalian pelit dengan dekapan terhadap anak. Sebab, keperluan anak kepada dekapan sama dengan keperluannya kepada makanan, minuman dan udara, setiap kali ada yang terkonsumsi, niscaya diperlukan yang lainnya.

Ketujuh: ciuman cinta
Rasulullah SAW mencium salah seorang cucunya; Hasan atau Husain. Perbuatan ini terlihat oleh al-Aqra’ bin Habis, maka ia berkata: “Apakah engkau mencium anak-anak kecil?!! Demi Allah, saya mempunyai sepuluh anak, tidak pernah aku mencium seorang pun dari mereka!! Maka Rasulullah SAW bersabda: “Kalau saja aku mempunyai kemampuan untuk mencabut kasih sayang dari dalam hatimu”

Wahai para orang tua, ciuman kepada anak merupakan satu ekspresi kasih sayang, betul, kasih sayang yang menjadi focus ajaran Al-Qur’an, Allah SWT menjelaskan bahwa ia merupakan rahasian ketertarikan manusia kepada suatu keyakinan, dan jika kasih sayang ini hilang dari perilaku kita terhadap anak-anak kita, berarti kita telah menjauhkan mereka dari kita, baik kita sebagai perseorangan maupun kita sebagai para da’i, da’i Islam.

Kedelapan: Senyum cinta
Inilah sarana-sarana cinta, siapa yang menerapkannya, niscaya mendapatkan cinta dari mereka yang berinteraksi dengannya.

Sebagian orang tua saat dinasihati demikian berkomentar: “Kami tidak terbiasa”.
Subhanallah!! Adakah kebiasaan itu Qur’an yang turun dari langit yang kita tidak bisa merubahnya!!

Sarana-sarana ini ibarat air, dengannya tanaman cinta akan tumbuh di dalam hati. Dan jika kita ingin dibaiki oleh anak kita, baikilah anak kita, dan sayangilah mereka.
Perlu diketahui bahwa cinta tidak sama dengan tutup mata atau membiarkan kesalahan.
----
Mentarbiyah dgn cinta  by DR.Maisarah Thahir
Materi lingkaranku.pekan kmrn..hiks..hiks...

MUHASABAH......




Rabbi…
Aku malu menghadap-Mu..
Karena aku tahu..
Betapa Banyak dosa..
Yang terpoles di wajah ini…
Betapa banyak cumbu rayu semu..
Yang menyeretku kian jauh dari-Mu..

Aku malu menatap-Mu..
Walau lewat kerling dari sudut mataku..
Karena aku tahu betapa banyak nista
Yang kubiarkan lewat dipandanganku..
Menjual mimpi harapan palsu
Dan semangkin terlena aku..
Terbuai ..melupakan-Mu…

Rabbi..
Sungguh aku malu
Ntuk tega berdiri dihadapan-Mu
Karena aku tahu..
Betapa angkuh dan aniayanya aku
Merasa diri begitu besar dan sempurna..
Sehingga syukurku jatuh limbung
Diterjang nafsu dan kesombonganku..

Tapi…ya Rabbi..
Biarkan aku malu dan menyesali masa lalu..
Ntuk mulai arif menghitung-hitung...
Setiap detik yang kian membentang...
Yang mungkin masih kau sisakan untukku..
Biaskan cakrawala baru, Ntuk mengubah kelam hidupku..

Biarkan aku malu ya Rabbi..
Di penghujung malam yang hening milik-Mu
Dalam tangis dan munajatku yang paling bening
Biarkan aku tumpahkan segala ras
Diatas sajadah yang penuh air mata…

Memaknai Kehidupan : Satu Tepukan di Pundakku..



Hanya Cerpen
Miss u my angel….
satu pesan tampil pada jendela YM ku…rasanya tidak membalas sapanya juga tidak mengapa, karena aku juga saat itu sedang dalam keadaan invis, tapi ku urangkan niatku, aku tahu, beliau dapat mendeteksiku kalo pada saat itu aku sedang online meski dalam keadaan invis, karena beliau juga perna mengajariku cara mendeteksi teman list YM yang invis, terlepas dari itu, aku juga merindukannya, sudah sangat lama sekali aku tidak ngobrol dengannya..semenjak beliau sibuk dengan ekspansi bisnisnya dan semenjak beberapa kali pesan YM ku diabaikannya, terkadang aku masih suka ngambek bila pesan YM ku diabaikan.., sangat konyolkan?? Tapi begitulah…aku sedang belajar untuk merubah sifat jelek itu..

Satu senyum, mengawali perbincangan itu
"Alhamdulillah, senang bisa berbincang denganmu nak, abah pikir benar-benar kehilanganmu"…, "maksudnya abah?"
"Kemana saja? Ada apa dengan mu nak? "
"Masih belum paham abah…,"
"status facebookmu dan facebookmu?"
Ku balas dengan sebuah senyuman dan ringan tanpa beban aku hanya menambahkan kalimat, 
"ingin rehat sejenak abah…"
"seharusnya abah tak mendengar darimu nak...
karena energimu, abah tahu sangat besar
abah banyak terinspirasi dari energimu…"

"apakah ada yang salah dengan status itu abah?"
"bukan masalah benar atau salah nak.....
jika kau memberi energi bagi yg lain...jangan pernah lemahkan kembali mereka
bidadari itu bukan hanya panggilan kesayangan abah, namun juga mewakili segenap kesempurnaan"
"maafkan abah..."
"sekali lagi bukan tentang benar atau salah...
bayangkan...ketika abah melepas bintang, dia menerangi setiap jejak2 kebingungan...namun di tengah jalan bintang itu kebingungan dengan benderang sinarnya..."
"aku juga punya sisi lemah abah, aku hanya butuh waktu.."
"kita bicara kualitas nak!"
"Maafkan abah, entah mengapa hanya ingin begitu..
status itu terkesan apa yang tertangkap abah??"
"orang yg terhimpit"
"benarkah??"
"ada penjelasan yg lebih mengena?"
"yang jelas, aku kurang bisa mengontrol perasaanku, bila aku sedih, terluka, kecewa....aku akan sangat sedih sekali.. dan lari.....mencoba menghindarrr.....mencoba menjauh.... mencoba menghilang.....sampai aku menemukan kekuatan untuk muncul, menatap ....memandang "dunia" : ya hanya...itu yang selalu aku butuhkan..."
"engkau bahagia seperti itu nak?"
"aku tersiksa abah, tapi lebih baik begitu bagiku
krn aku hanya butuh waktu untuk menemukan kekuatan itu"

"Nak...abah masih harus mendorong ya?"
"Adakalanya bintang itu tidak bersinar karena tertutup awan kelam, abah.."
"tertutup awan kelam bukan berarti bintang tak bersinar???"
"dia memang akan tetap bersinar, tp bukankah sinarnya tertelan?"
"bintang adalah benda yg bersinar..."
"sinarnya tertelan kelamnya awan abah
tak mampu menembus kelamnya awan
tapi setelah awan berlalu....dia akan bersinar kembali abah.."
"lalu apa istimewanya jika hanya mengkuti "kebiasaan kerumunan"???
tenggelamlah dlm kerumunan
berjejer menunggu awan berlalu..".
"aku...hanya kurang pandai mengontrol perasaan abah
hanya itu...
hanya butuh waktu...aku pikir begitu....
aku juga tidak tahu, akan sampai kapan aku bisa mengolah perasaan sedihku, lukaku untuk tdk lari...menghindar....menghilang…menjauh…"

"abah membuat presure padamu nak?
Fany adekmu...beberapa kali menangis pulang sekolah karena pipis di jok mobil jemputannya...
menangis diolok temannya setiap kali itu terjadi...
tidak ada masalah ketika ia bisa menahan pipisnya...
tapi bgmna jika menjelma menjadi "trauma" baginya...
akhirnya abah sarankan ia u "melawan" olokan temannya
kini...tak ada yg berani mengoloknya dan ia tak pernah pipis lagi di mobil jemputannya"

"aku harus bagaimana abah.."
"abah yg bertanya padamu?
apakah yg abah lakukan pada adekmu benar?"

"bagaimn mungkin aku mengatakan salah, sedangkan hasilnya aku sdh tahu??
kini...tak ada yg berani mengoloknya dan ia tak pernah pipis lagi di mobil jemputannya
bukankah itu yang diharapkan???"

"karena abah mengenal benar "masalah" itu hanyalah dari anak2, namun menjadi besar bagi Fany karena dia juga anak2...
kau ingin menjadi besar dan masalah itu menjadi sekecil anak2...atau...masalah itu kau anggap besar lalu melihatmu seperti anak2 ????"
"abah tak bermaksud menghakimimu...abah hanya ingin menepuk pundakmu di saat2 seperti ini..."

"terima kasih abah
aku tidak tahu hrs berkata apa lagi?
apakah hrs bertanya??
lalu apa yg hrs aku lakukan??
atau jadi bagaimana?
atau....??"

"istirahatlah nak....abah bukan sedang mendiktemu...
kenalilah dirimu lebih seksama
sehingga kau tahu...tak semua orang diberikan karunia sepertimu
akhirnya kau akan tahu....kenapa sinarmu tak seharus redup...
i miss u bidadariku..".
------
Satu nada dering kamisama milik edcoustic membangunkan dari tidurku…
Kulirik jam menunjukkan pukul 03.00 WIB, aku Cuma bermimpi…
Ah…..abah, aku tahu dalam diammu engkau selalu memantau anakmu, dalam keacuhan sikapmu yang kurasakan, engkau selalu memperhatikan aku.., aku tahu engkau tidak meninggalkanku, tapi terkadang aku tidak terbiasa dengan semua diammu, dengan semua ke cuekanmu…, 
apakah semua dari kaummu memiliki sifat seperti itu?? Betapa tidak menyenangkannya bagi diriku dengan sifat seperti itu, karena aku lebih suka pengungkapan setiap saat akan rasa sebuah hati, aku rasa semua dari kaumku juga memiliki keinginan yang sama, 

teringat kata-kata ummi disuatu senja “Nak! Bila kelak engkau menemukan suamimu yang tidak pernah mengungkapkan cintanya, jangan menganggapnya tidak mencintaimu, tidak menyayangimu karena mereka mencintaimu, menyayangimu dengan pengungkapan melalui cara mereka sendiri…, 
Ummi!! Saat engkau mengatakan itu, aku berdoa dalam hatiku, agar Alloh menganugerahkan kepada kaum adam, kemampuan mengungkapkan setiap ketulusan mereka..,

hufft…..
layar monitor laptopku masih menyala sedari tadi dengan satu instrument the secret waterfall yang diulang2nya..
aku masih terdiam ..,…ah mimpiku…..tepukanmu di pundakku menyisakan perenungan setiap untaiannya…

Kaca Mata Kehidupan

  


Buka dulu kaca matamu!!!....buka dulu kaca matamu!!!...loh he....heheheh :D , tak hendak nyanyi kok ^_^
 
Coba lihat foto dibawah ini:











































Apa yang kita lihat..??
Yup, benar sekali. Sebuah Mercu suar yang  Sangatttt Tingiii Sekali...
sampai-sampai ntuk menuju ke puncaknya, syerem gan…..:D
kesannya terlihat sangat ….sangat …sangat susah..!!
------
Nah, sekarang coba lihat foto yang kedua berikut..!!


















Apa yang kita lihat..??
Yup, pada gambar kedua ini, puncak Mercu Suar terkesan lebih mudah untuk dicapai.
Dan tentunya nyali kita akan sedikit lebih berani untuk menggapainya.

Padahal kedua gambar ini merupakan satu Mercu suar dengan ketinggian yang sama, namun dilihat dari sudut pandang yang berbeda. (lebih tepatnya, gue edit sedikit berbeda, satu di kurusin, satu di gendutin :D *hanya humor ^_^)

Demikian pula lah pada kehidupan. Setiap hal yang kita hadapi, alami ,  tergantung pada “kacamata ” yang kita pakai.. :)

Mewangi Bunga

Dunia begitu indah di ciptakan menawan hati
Kadang begitu menggoda
Jelita di pandang
terasa harum Semerbak mewangi

Mencinta tiada akhirnya
Merindu menjadi pilu
Mendamba entah pastinya
Terlena hampa sembilu

Wahai diri ....
berapa lama lagi
Kau terus begini...
Terus menghianati...

Kapankah lagi...
Engkau khan kembali...
Berserah diri
dengan Setulus sepenuh hati

Ya Rabbi...
Tundukan pandangan mata dan hatiku
Dari gemerlap dunia yang palsu memperdaya jiwa
Ku memohon kepadamu Yaa Rabbi
Selamatkanlah duniaku dan akhiratku yang pasti

Ampuni dosa khilafku
Dimasa laluku kini dan nanti

Sebuah Permintaan....




Bila jasadku terbaring pada tanah bumi
beri aku sejuta doa,
jangan kau beri aku satu tetes airmata kesedihanmu...
karena airmata yang jatuh di tanah makamku,
akan membuat aku tersiksa oleh ratap tangisan hatimu...


Lirik Lagu Ketika Cinta Bertasbih - Melly Goeslow feat Amee



Ketika Cinta Bertasbih

Bertuturlah cinta
Mengucap satu nama
Seindah goresan sabdamu dalam kitabku
Cinta yang bertasbih
Mengutus Hati ini
Kusandarkan hidup dan matiku padamu

Bisikkan doaku
Dalam butiran tasbih
Kupanjatkan pintaku padamu Maha Cinta
Sudah di ubun-ubun cinta mengusik resah
Tak bisa kupaksa walau hatiku menjerit

Ketika Cinta bertasbih Nadiku berdenyut merdu
Kembang kempis dadaku merangkai butir cinta
Garis tangan tergambar tak bisa aku menentang
Sujud sukur padamu atas segala cinta

Zakat

Berawal dari pertanyaan anggota grup “karena Mu aku menjaganya” perihal zakat gaji = zakat Profesi, pada kesempatan ini, sedikit ingin saya menuangkan secara sederhana dari apa yang saya ketahui, moga bisa bermanfaat bagi pengunjung blog

Zakat merupakan instrumen dari syariat Islam, yang mempunyai dua dimensi kesholehan yakni untuk pribadi dan untuk masyarakat, hal ini berbeda dengan yang lainnya (Sholat, Puasa,) yang hanya memiliki satu dimensi kesholehan.
kalimat penyederhanaannya seperti ini:
Bila kita sholat, itu hanya antara kita dengan Alloh SWT semata begitu pula dengan puasa, hanya berfungsi untuk kesholehan pribadi, berbeda dengan zakat, selain antara pribadi kita dengan Alloh SWT, zakat juga berfungsi secara masyarakat.

Pengertian Zakat secara Bahasa, mempunyai 4 pengertian :
1. That-hir (bersih) 
Pelaksanaan ibadah zakat merupakan ibadah yang merupakan kewajiban atas hartanya bagi setiap muslim   yang telah mampu mengeluarkan “ Sesungguhnya didalam kekayaannya ada hak yang harus dikeluarkan”
2. Tazkiyah ( Suci )
Dalam pengertian ini, suci berdasarkan batiniah (ruh) oleh sebab itu dengan berzakat akan dapat membunuh sifat-sifat buruk (kikir, bakhil, dll)
3. Al-numu (Tumbuh dan berkembang)
Zakat yang dikeluarkan seseorang sesungguhnya tidaklah habis disisi Alloh, karena ia akan menjadi kebaikan bagi yang membayarkannya.
4. Berkah
Harta adalah ujian, dia akan menjadi berkah karena menjadikan orangnya bersyukur atas harta yang ia miliki.

Apabila zakat dapat dikelola dengan baik, maka kita tidak perlu asuransi atau takaful, sebagai renungan : siapakah yang memperoleh premi dari asuransi dan takaful?? Yang memperoleh premi adalah orang-orang kaya, lalu bagaimana dengan si miskin??

Pengertian Zakat secara Istilah
Zakat berarti kewajiban atas harta atau kewajiban atas sejumlah harta tertentu untuk kelompok tertentu dan dalam waktu tertentu.
Kalimat penyederhanaannya seperti ini : jadi tidak semua harta wajib dizakatkan, tetapi hanya harta yang produktif saja, misal anda mempunyai rumah yang digunakan untuk tempat tinggal, maka rumah itu tidak wajib zakat , karena harta (rumah) yang anda miliki bukan merupakan harta produktif, lain halnya bila rumah anda disewakan/ dikontrakkan, maka rumah tersebut wajib zakat dari perhitungan transaksinya.
Dan tidak semua yang produktif harus dizakatkan, tapi ianya akan wajib zakat bila telah sampai nishob dan telah mencapai haul/ batas waktu.

Berikut saya paparkan, Syarat Harta yang wajib Zakat
1. Harta yang halal lagi baik
2. Harta produktif
3. Milik Penuh dan berkuasa menggunakannya, oleh sebab itu, bila anda pinjam uang ke bank, misal 100 juta, anda tidak wajib zakat karena harta itu bukan milik penuh anda)
4. Mencapai nishob
5. Surplus dari kebutuhan primer dan terbebas dari hutang
6. Haul mencapai waktu.

Lalu pertanyaannya bagaimana dengan Zakat gaji = Profesi?
Zakat gaji = profesi dikeluarkan bila gaji anda mencapa 3.250.000,- maka wajib bagi anda mengeluarkan zakat 2.5%
Lalu pertanyaannya
Bagaimana bila anda mempunyai hutang? Maka hutang untuk kebutuhan primer itu akan menjadi pengurang zakat,
Kalimat penyederhanaannya seperti ini:
Misal gaji anda 3.500.000,-, kemudian punya hutang untuk kebutuhan primer, sisa 1 juta, maka anda tidak punya kewajiban zakat, tapi bisa saja dikeluarkan infak :)

Moga artikel Zakat yang sederhana ini bisa bermanfaat, terkadang nilai nominal zakat yang kita keluarkan itu lebih kecil sebenarnya dari infak yang kita keluarkan untuk berinfak, misal ketika setiap memasuki Mesjid dengan mudahnya kita infak 50.000, -, tetapi untuk membayar zakat mengapa kita begitu sulit, ya..begitulah manusia, namun semoga saja yang sunah tidak mengalahkan yang wajib (amiin)

Sebuah Dialog

“AKHI, dulu ana merasa semangat saat aktif dalam dakwah. Tapi belakangan rasanya semakin hambar. Ukhuwah makin kering. Bahkan ana melihat temyata ikhwah banyak pula yang aneh-aneh." Begitu keluh kesah seorang mad'u kepada murabbinya di suatu malam.

Sang murabbi hanya terdiam, mencoba terus menggali semua kecamuk dalam diri mad'unya. "Lalu, apa yang ingin antum lakukan setelah merasakan semua itu?" sahut sang murabbi setelah sesaat ter-menung.


“Ana ingin berhenti saja, keluar dari tarbiyah ini. Ana kecewa dengan perilaku beberapa ikhwah yang justru tidak Islami. Juga dengan organisasi dakwah yang ana geluti; kaku dan sering mematikan potensi anggota-anggotanya. Bila begini terus, ana mendingan sendiri saja.." jawab mad'u itu.

Sang murabbi termenung kembali. Tidak tampak raut terkejut dari roman wajahnya. Sorot matanya tetap terlihat tenang, seakan jawaban itu memang sudah diketahuinya sejak awal.

"Akhi, bila suatu kali antum naik sebuah kapal mengarungi lautan luas. Kapal itu ternyata sudah amat bobrok. Layarnya banyak berlubang, kayunya banyak yang keropos bahkan kabinnya bau kotoran manusia. Lalu, apa yang akan antum lakukan untuk tetap sampai pada tujuan?", tanya sang murabbi dengan kiasan bermakna dalam.

Sang mad'u terdiam berpikir. Tak kuasa hatinya men¬dapat umpan balik sedemikian tajam melalui kiasan yang amat tepat.

"Apakah antum memilih untuk terjun ke laut dan berenang sampai tujuan?", sang murabbi mencoba memberi opsi.

"Bila antum terjun ke laut, sesaat antum akan merasa senang. Bebas dari bau kotoran manusia, merasakan kesegaran air laut, atau bebas bermain dengan ikan lumba-lumba. Tapi itu hanya sesaat. Berapa kekuatan antum untuk berenang hingga tujuan? Bagaimana bila ikan hiu datang? Darimana antum mendapat makan dan minum? Bila malam datang, bagaimana antum mengatasi hawa dingin?" serentetan pertanyaan dihamparkan di hadapan sang mad'u.

Tak ayal, sang mad'u menangis tersedu. Tak kuasa rasa hatinya menahan kegundahan sedemikian. Kekecewaannya kadung memuncak, namun sang murabbi yang dihormatinya justru tidak memberi jalan keluar yang sesuai dengan keinginannya.

“Akhi, apakah antum masih merasa bahwa jalan dakwah adalah jalan yang paling utama menuju ridho Allah?" Pertanyaan menohok ini menghujam jiwa sang mad'u. Ia hanya meng¬angguk.

"Bagaimana bila temyata mobil yang antum kendarai dalam menempuh jalan itu temyata mogok? Antum akan berjalan kaki meninggalkan mobil itu tergeletak di jalan, atau mencoba memperba¬ikinya? " tanya sang murabbi lagi.

Sang mad'u tetap terdiam dalam sesenggukan tangis perlahannya.

Tiba-tiba ia mengangkat tangannya, "Cukup akhi, cukup. Ana sadar. Maafkan ana. Ana akan tetap istiqamah. Ana berdakwah bukan untuk mendapat medali kehormatan. Atau agar setiap kata-kata ana diper¬hatikan. .."

"Biarlah yang lain dengan urusan pribadi masing-masing. Biarlah ana tetap berjalan dalam dakwah. Dan hanya Allah saja yang akan membahagiakan ana kelak dengan janji-janji- Nya. Biarlah segala kepedihan yang ana rasakan jadi pelebur dosa-dosa ana", sang mad'u berazzam di hadapan murabbi yang semakin dihormatinya.

Sang murabbi tersenyum. "Akhi, jama'ah ini adalah jama'ah manusia. Mereka adalah kumpulan insan yang punya banyak kelemahan. Tapi dibalik kelemahan itu, masih amat banyak kebaikan yang mereka miliki. Mereka adalah pribadi-pribadi yang menyambut seruan Allah untuk berdakwah. Dengan begitu, mereka sedang berproses men¬jadi manusia terbaik pilihan Allah."

"Bila ada satu dua kelemahan dan kesalahan mereka, janganlah hal itu mendominasi perasaan antum. Sebagaimana Allah ta'ala menghapus dosa manusia dengan amal baik mereka, hapuslah kesalahan mereka di mata antum dengan kebaikan-kebaikan mereka terhadap dakwah selama ini. Karena di mata Allah, belum tentu antum lebih baik dari mereka."

"Futur, mundur, kecewa atau bahkan berpaling menjadi lawan bukanlah jalan yang masuk aka! Apabila setiap ketidak-sepakatan selalu disikapi dengan jalan itu; maka kapankah dakwah ini dapat berjalan dengan baik?" sambungnya panjang lebar.

"Kita bukan sekedar pengamat yang hanya bisa berkomentar. Atau hanya pandai menuding-nuding sebuah kesa¬lahan. Kalau hanya itu, orang kafirpun bisa melakukannya. Tapi kita adalah da'i. Kita adalah khalifah. Kitalah yang diserahi amanat oleh Allah untuk membenahi masalah-masalah di muka bumi. Bukan hanya mengeksposnya, yang bisa jadi justru semakin memperuncing masalah."

"Jangan sampai, kita seperti menyiram bensin ke sebuah bara api. Bara yang tadinya kecil tak bernilai, bisa menjelma menjadi nyala api yang membakar apa saja. Termasuk kita sendiri!"

Sang mad'u termenung merenungi setiap kalimat murabbinya. Azzamnya memang kembali menguat. Namun ada satu hal tetap bergelayut dihatinya.

"Tapi bagaimana ana bisa memperbaiki organisasi dakwah dengan kapasitas ana yang lemah ini?" sebuah pertanyaan konstruktif akhirnya muncul juga.

"Siapa bilang kapasitas antum lemah? Apakah Allah mewahyukan begitu kepada antum? Semua manusia punya kapasitas yang berbeda. Namun tidak ada yang bisa menilai, bahwa yang satu lebih baik dari yang lain!", sahut sang murabbi.

"Bekerjalah dengan ikhlas. Berilah taushiah dalam kebenaran, kesabaran dan kasih sayang kepada semua ikhwah yang terlibat dalam organisasi itu. Karena peringatan selalu berguna bagi orang beriman. Bila ada sebuah isyu atau gosip, tutuplah telinga antum dan bertaubatlah. Singkirkan segala ghil antum terhadap saudara antum sendiri. Dengan itulah, Bilal yang mantan budak hina menemui kemuliaannya. "

Suasana dialog itu mulai mencair. Semakin lama, pembicaraan melebar dengan akrabnya. Tak terasa, kokok ayam jantan memecah suasana. Sang mad'u bergegas mengambil wudhu untuk qiyamullail malam itu. Sang murabbi sibuk membangunkan beberapa mad'unya yang lain dari asyik tidumya.Malam itu, sang mad'u menyadari kekhilafannya. Ia bertekad untuk tetap berputar bersama jama'ah dalam mengarungi jalan dakwah. Pencerahan diperolehnya. Demikian juga yang diharapkan dari semua pembaca...

Wallahu a'lam. -Rd.